top of page

TUHAN PENYELAMATKU, ALASAN PERBUATAN BAIKKU

 
Kisah Para Rasul 16:13-15

13 Pada hari Sabat kami ke luar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ; setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan yang ada berkumpul di situ. 14 Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus. 15 Sesudah ia dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya, ia mengajak kami, katanya: “Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku.” Ia mendesak sampai kami menerimanya.

 

Di zaman sekarang ini bukanlah hal yang aneh kalau segala perbuatan baik diukur dengan materi atau jabatan, bahkan sudah jarang orang mau melakukan suatu kebaikan atau memberi pertolongan karena ketulusan hati tanpa embel-embel tertentu. Dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pun yang terjadi di negeri ini tidak terlepas pula dengan hal ini. Mereka yang dicalonkan kerap memberikan bantuan tetapi berharap orang yang dibantu akan memilih calon tersebut. Semua kebaikan yang dilakukan demi kepentingan pribadi atau golongan tertentu.

Tidak demikian halnya dengan Lidia, seorang perempuan penjual kain ungu dari kota Tiatira Setelah mendengarkan dan memperhatikan perkataan yang disampaikan oleh Paulus, Lidia menjadi percaya kepada Kristus bahkan memberi dirinya beserta seisi rumahnya untuk dibaptis. Lidia pun tergerak hatinya untuk memberikan tumpangan dan mendesak Paulus yang sedang melakukan perjalanan pelayanan untuk mau menumpang di rumahnya selama di Filipi (ayat 15). Kebaikan yang dilakukan Lidia karena didasari sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan yang telah menyelamatkan hidupnya, bukan karena ingin dipandang sebagai orang yang baik secara semu.

Sobat Teruna, sebagai pribadi yang telah diselamatkan Tuhan, kita pun dapat berbuat kebaikan tanpa pamrih seperti Lidia. Karena kebaikan merupakan buah dari roh Tuhan yang sudah ada pada diri kita yang harus diaktifkan dan dilakukan dalam keseharian hidup kita. Jangan sampai kita membiarkan hati kita dalam melakukan suatu kebaikan agar ingin dilihat orang lain dan dipuji bahwa kita orang yang baik hatinya. Tetapi perbuatan baik kita didasari rasa syukur atas keselamatan yang Tuhan berikan, agar orang lain yang belum percaya kepada-Nya menjadi percaya dan diselamatkan juga.

 

Berdoalah agar Firman Tuhan hari ini menjadi rhema dalam kehidupan Sobat Teruna :

Tuhan Yesus biarlah hatiku selalu dipenuhi oleh kasih-Mu untuk dapat menyebarkan kebaikan Tuhan kepada sesamaku.

 

bottom of page