KISAH PILU AAL

Amsal 24:23-24
23 Juga ini adalah amsal-amsal dari orang bijak.Memandang bulu dalam pengadilan tidaklah baik. 24 Siapa berkata kepada orang fasik: “Engkau tidak bersalah”,akan dikutuki bangsa-bangsa, dilaknatkan suku-suku bangsa.
AAL (15 tahun), pelajar SMK Negeri 3 Palu, tak pernah menyangka bahwa sepasang sandal jepit seharga Rp 30.000 yang dicurinya, membuatnya berurusan dengan polisi bahkan menjadikannya terdakwa di pengadilan. AAL didakwa mencuri sandal jepit bermerek milik Brigadir Polisi Satu Ahmad Rusdi Harahap, anggota Brimob Polda Sulawesi Tengah, pada November 2010. Jaksa Penuntut Umum mendakwa AAL melakukan tindak pidana pencurian dan dituntut 5 tahun penjara sebagaimana tertuang dalam pasal 362 KUHP. Hakim kemudian memutuskan AAL terbukti bersalah. Namun akhirnya AAL tidak dijatuhi hukuman penjara dan dikembalikan kepada orang tuanya untuk dibina.
Sobat Teruna, kisah pilu AAL ini secara tidak langsung menunjukkan buruknya penegakan keadilan di Indonesia. AAL memang bersalah mencuri sandal, namun polisi dinilai tidak adil ketika memroses kasus itu dan membawanya hingga ke pengadilan.
Banyak pihak yang menyesalkan mengapa kasus AAL diproses secara hukum. Masyarakat dari berbagai kota merasa prihatin dan menggelar aksi solidaritas 1.000 sandal jepit untuk dikirimkan ke kantor polisi sebagai bentuk sindiran. Tak hanya itu, para ahli hukum pun mengecam polisi, jaksa dan hakim karena memroses kasus tersebut dan memboroskan anggaran negara. Padahal, kasus itu bisa diselesaikan secara kekeluargaan, mengingat AAL masih di bawah umur. Ini adalah bentuk keadilan yang salah kaprah.
Sobat Teruna, keadilan yang salah kaprah inilah yang disampaikan amsal orang bijak melalui pembacaan firman hari ini. Setiap orang apalagi penegak hukum harus bertindak adil dan menyatakan kebenaran. Namun jangan sampai kita justru membela ketidakadilan atas dasar kepentingan tertentu, karena pada akhirnya bukan pujian tapi hujatan yang akan kita terima. (Amsal 24:24).
Berdoalah agar Firman Tuhan hari ini menjadi rhema dalam kehidupan Sobat Teruna :
Tuhan Yesus, berilah aku keberanian untuk menyatakan ketidakbenaran, dan mampukan aku untuk berpikir dan bertindak adil.