top of page

MENYINGKIRKAN SAINGAN

 

Matius 2:16-18

16 Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. 17 Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: 18 “Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi.”

 

Herodes menyebut dirinya Herodes Agung. Walaupun dia adalah penguasa boneka yang diangkat oleh penjajah Roma kala itu sebagai gubernur Galilea namun Herodes mengukuhkan kekuasaannya sebagai raja atas Yudea, Galilea, Samaria dan sekitarnya. Bahkan karena ingin populer di kalangan bangsa Yahudi, Herodes membangun kembali bait Allah di Yerusalem.

Posisi kekuasaan Herodes sudah paling aman karena dibantu kerajaan Romawi dan didukung oleh tua-tua Yahudi. Mungkin karena itulah muncul perasaan kecewa dan khawatir ketika diberitakan oleh Orang Majus akan lahirnya seorang Raja orang Yahudi yang bukan dari keturunannya. Khawatir akan runtuhnya kekuasaan dinasti Herodes maka dia memerintahkan untuk membunuh semua bayi di bawah usia dua tahun. Herodes menjadi gelap mata karena merasa tersaingi oleh bayi yang baru lahir.

Adanya saingan dapat membuat kita tidak nyaman. Mungkin rasanya seperti ada kerikil dalam sepatu, ingin segera kita singkirkan. Untuk menjadi nomor satu memang kita harus menyingkirkan semua saingan, tapi jangan sampai mengambil pilihan seperti Herodes yang menggunakan cara kasar dan curang. Ada cara yang lebih baik dan lebih kesatria.

Seharusnya kita bersyukur bila ada saingan karena dapat memacu kita untuk memperbaiki diri dan mempertahankan kualitas. Dengan begitu kita dapat menjadikan saingan sebagi partner. Kita akan menghargai saingan kita walau apa pun hasil akhirnya. Tidak menjadi sombong lalu merendahkan saingan bila kita menang, tidak juga menjadi putus asa walau pada akhirnya kita kalah. Sungguh sia-sia bila kita menang dengan cara-cara yang curang. Kemenangan akan menjadi sangat berarti bila kita bersikap jujur dan kesatria. Marilah kita bersaing untuk hidup sesuai firman Tuhan. Alkitab mengajarkan untuk saling mendahului memberi hormat.

 

Berdoalah agar Firman Tuhan hari ini menjadi rhema dalam kehidupan Sobat Teruna :

Tuhan, tolong aku sehingga dapat memenangkan pertandingan iman dalam hidup ini.

bottom of page