top of page

CEK DULU, JANGAN MUDAH MENYALAHKAN!

 

I Samuel 1:19-25

19 Keesokan harinya bangunlah mereka itu pagi-pagi, lalu sujud menyembah di hadapanTuhan; kemudian pulanglah mereka ke rumahnya di Rama. Ketika Elkana bersetubuh dengan Hana, isterinya, Tuhan ingat kepadanya. 20 Maka setahun kemudian mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamai anak itu Samuel, sebab katanya: “Aku telah memintanya dari pada Tuhan.” 21 Elkana, laki-laki itu, pergi dengan seisi rumahnya mempersembahkan korban sembelihan tahunan dan korban nazarnya kepada Tuhan. 22 Tetapi Hana tidak ikut pergi, sebab katanya kepada suaminya: “Nanti apabila anak itu cerai susu, aku akan mengantarkan dia, maka ia akan menghadap ke hadirat Tuhan dan tinggal di sana seumur hidupnya.” 23 Kemudian Elkana, suaminya itu, berkata kepadanya: “Perbuatlah apa yang kaupandang baik; tinggallah sampai engkau menyapih dia; hanya, Tuhan kiranya menepati janji-Nya.”Jadi tinggallah perempuan itu dan menyusui anaknya sampai disapihnya. 24 Setelah perempuan itu menyapih anaknya, dibawanyalah dia, dengan seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur, lalu diantarkannya ke dalam rumah Tuhan di Silo. Waktu itu masih kecil betul kanak-kanak itu. 25 Setelah mereka menyembelih lembu, mereka mengantarkan kanak-kanak itu kepada Eli;

 

Perasaan apa yang timbul di hati kita ketika apa yang kita lakukan ternyata disalah-artikan oleh orang lain? Mungkin ada rasa kesal atau kecewa dalam hati kita, apalagi bila dituduh melakukan hal yang tidak menyenangkan, padahal justru hal yang baik yang kita lakukan.

Kisah Hana, istri dari Elkana, dalam bacaan Alkitab hari ini telah disangkakan pula yang salah oleh Eli seorang imam yang berada di Silo. Saat itu Hana sedang berada di bait suci Tuhan. Ia berdiri sambil menangis tersedu-sedu sedangkan mulutnya terlihat bergerak-gerak tetapi suaranya tidak terdengar. Imam Eli yang duduk dekat dengan tempat Hana berdiri mengamat-amati apa yang dilakukan oleh Hana dan menyangka bahwa Hana sedang dalam keadaan mabuk. Padahal Hana sedang berdoa dengan sungguh-sungguh memohon dan mengungkapkan segala kepedihan hatinya pada Tuhan. Setelah Hana menjelaskan apa yang sedang dilakukannya, barulah imam Eli mengerti dan memberikan berkat Tuhan kepada Hana.

Tidak jarang kita bertindak seperti imam Eli saat melihat suatu peristiwa atau kejadian yang belum kita ketahui kebenarannya. Kita terkadang berpikir yang salah dalam menilai sesuatu atau seseorang dan cenderung menyalahkan bahkan berakibat menghakimi seseorang. Padahal apa yang terjadi tidak seperti yang kita pikirkan setelah mengetahui kejadian yang sebenarnya.

Sobat Teruna, alangkah baiknya bila kita mengetahui dengan bertanya atau mencari kebenarannya terlebih dahulu sebelum mengambil suatu kesimpulan. Apalagi bila teman kita butuh pertolongan dalam mencari solusi terhadap masalah yang dihadapinya. Jangan mudah untuk menyalahkan, karena akan menimbulkan masalah baru, bukan membantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.

 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :

Tuhan Yesus mampukan aku dengan hikmat-Mu untuk tidak mudah menyalahkan orang lain dalam memandang suatu keadaan.

bottom of page