BERBAGI DALAM KEKURANGAN

II Korintus 8:1-5
1 Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. 2 Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. 3 Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. 4 Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus. 5 Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami.
Sudah tiga hari banjir belum surut juga. Bayi Timothy dijaga mamanya dengan penuh waspada. Perahu karet yang semestinya membawa makanan atau membawa sang bayi keluar dari banjir belum kunjung tiba. Akses ke daerah itu terlampau sulit dan berbahaya. Makanan semakin sedikit, baju dan selimut pun tertinggal basah di lantai bawah. Bayi Timothy terus menangis. Dia kedinginan dan lapar. Tetangga sekitar pun tergerak. Dengan susah payah, mereka membawa apa pun yang bisa menolong. Menembus banjir yang deras dan cuaca yang dingin. Mereka memberikan makanan, pakaian dan selimut untuk membuat si bayi tenang. Walau mereka pun akhirnya bisa kelaparan dan kedinginan. Sungguh berkesan: dalam kekurangan dan keterbatasan, mereka tetap berjuang dan berkorban demi si bayi.
Inilah yang dirasakan Paulus. Jemaat-jemaat di daerah Makedonia bukanlah jemaat yang kaya melainkan yang miskin. Tetapi dengan penuh kerelaan dan kasih mereka justru meminta dan mendesak untuk ikut mendukung jemaat di Yerusalem (ay 4). Mereka sama-sama dalam kekurangan, tertekan dan tertindas pada masa itu. Tetapi kasih mereka tetap nyata dalam memberi kepada sesama.
Sobat Teruna, jemaat Makedonia lebih dahulu memberikan diri mereka kepada Kristus (ay 5). Dari persekutuan dengan Kristus (sumber kasih yang abadi), kasih mereka pun bertumbuh. Dan menjadi nyata dengan memberi kepada sesama, walau dalam kekurangan. Mari kita melihat sekitar kita, pasti ada yang butuh pertolongan kita. Di saat makan siang di sekolah, adakah kita berbagi? Saat belajar bersama, adakah kita mendukung teman yang lambat mengerti? Buka hati dan jadilah berkat bagi sesama.
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :
Tuhan Yesus, dalam kekurangan ajar aku mau terus berbagi. Dalam aksi kasih, imanku menjadi nyata.