BATU PENJURU DAMAI

I Petrus 2:1-8
1 Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah. 2 Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan, 3 jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan. 4 Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. 5 Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. 6 Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: “Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan.” 7 Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: “Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan.” 8 Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan.
Tahukah sobat Teruna kegunaan dari batu penjuru dalam sebuah bangunan? Ya, batu penjuru adalah juga batu pondasi sebuah bangunan, khusus ditempatkan untuk menghubungkan dua atau lebih sudut pondasi bangunan. Ketiadaan batu penjuru dapat membuat bangunan tidak kokoh sekalipun memiliki pondasi yang baik, karena pondasi-pondasi tersebut saling berdiri sendiri dan tidak terhubung menjadi satu kesatuan.
Surat Petrus yang menjadi bacaan kita hari ini berbicara tentang batu penjuru kehidupan yang tidak hanya mendasari kehidupan individu kita, tetapi juga kehidupan persekutuan kita, yang mempersatukan dan menjadikan kita sebuah persekutuan yang senantiasa menjadi pemberita kabar sukacita dan damai sejahtera Kristus di dunia. Ia adalah Kristus Tuhan kita.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus mencerminkan Kristus sebagai batu penjuru damai. Tidak menjadi seseorang yang selalu memulai keributan, atau tidak menjadi seseorang yang paling tidak dikehendaki kehadirannya, atau tidak menjadi seseorang yang paling tidak disukai di tengah komunitas, adalah beberapa contohnya. Selain itu, kita juga harus dapat bekerjasama dan membuka diri untuk dipersatukan dalam sebuah persekutuan yang olehnya, damai sejahtera Tuhan senantiasa terwujud di mana pun persekutuan itu ditempatkan. Untuk dapat menjadi batu penjuru seperti yang Kristus kehendaki, Petrus mengingatkan kita agar mempersiapkan diri dengan menanggalkan sifat jahat, tipu muslihat, kemunafikan, kedengkian dan fitnah yang kita miliki serta memperbaharui diri seperti bayi yang selalu merindukan susu yang murni.
Mari persiapkan diri kita. Jika kita telah mengecap damai sejahtera Tuhan, maka bersama-sama dalam persekutuan kita, kita menjadi batu penjuru damai bagi orang-orang di sekitar kita.
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :
Mampukanlah aku dengan kuasa Roh Kudus-Mu ya Tuhan, untuk menjadi pembawa damai sejahtera-Mu di antara teman-temanku.