JANGAN PERNAH BERHENTI MENGAMPUNI

Roma 12:17-19
17 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!
18 Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! 19 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.
Sobat Teruna, apa reaksi kita jika ibu kita dihina dengan meme bertuliskan kalimat yang merendahkan lalu viral di media sosial? Kebanyakan pasti sakit hati, kecewa, marah dan ingin mengadakan perhitungan dengan orang tersebut. Tetapi reaksi itu tidak diambil oleh Gibran dan Kaesang, dua putra Presiden Jokowi, ketika foto Ibu Iriana dibuat menjadi bahan olok-olok di media sosial. Mereka punya pilihan untuk melaporkan si pelaku ke Polisi, tetapi keduanya memilih memaafkan orang itu. Mereka tidak terbawa perasaan (baper) tetapi menanggapi hinaan terhadap ibu mereka dengan santai.
Nats hari ini menantang kita untuk menahan diri dari keinginan membalas dendam dan memberikan kemurahan hati bagi yang menyakiti kita. Sebelum pertobatannya, Paulus marah ketika timbul sekte baru agama Yahudi yang dianggap sesat. Pemimpin sekte ini, Yesus, dihukum mati karena menghujat Allah. Paulus begitu taat kepada agamanya, sehingga dengan amarah yang meluap dia menyiksa para pengikut Yesus dan memaksa mereka menyangkal iman. Setelah Paulus mengalami perjumpaan dengan Tuhan, Ia menjadi hamba Kristus dan menyiarkan kepada banyak orang tentang karunia pengampunan Allah.
Banyak orang menjadi pengikut Kristus setelah melihat bagaimana seorang Kristen dapat mengampuni. Teladan sempurna adalah ketika Tuhan Yesus di atas kayu salib justru memohonkan pengampunan bagi para pembenci-Nya. Sebagai orang yang sudah diampuni, kita harus dapat mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Tidak perlu menuntut balas karena itu hak Allah. Tuhan tidak pernah berhenti mengasihi dan Dia menginginkan kita hidup dalam kasih itu. Dengan selalu mengupayakan damai, kita menunjukkan identitas kita sebagai anak-anak Allah. Jika anak presiden saja mampu mengampuni, mengapa kita sebagai anak-anak Allah tidak mampu?
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :
Tuhan Yesus, ampuni aku karena begitu rapuh dan mudah larut dalam amarah ketika tersakiti. Bebaskan aku dari rasa benci dan tolong aku menemukan sukacita dalam kasih-Mu dan jadikan aku saluran damai-Mu bagi sesamaku.