DAMAI DALAM DIRI SEORANG ANAK

Yesaya 9:1-6
1 Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. 2 Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan. 3 Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian. 4 Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api. 5 Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. 6 Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan Tuhan semesta alam akan melakukan hal ini.
Kelahiran seorang bayi pada umumnya sangat disambut dengan sorak-sorai. Malah bagi sebagian besar suku di Indonesia, acara adat menanti. Bagi suku Batak, kelahiran seorang anak merupakan harga diri keluarga. Tumpuan harapan dan cita-cita langsung melekat pada diri sang bayi yang baru lahir. Semua seakan berlomba memberikan nama yang terbaik sesuai dengan apa yang diharapkan. Mulai dari ompung, nantulang, amangboru* bahkan orangtua sendiri kadang tidak mendapat bagian untuk menyumbangkan nama yang merupakan doa dan harapan bagi bayi tersebut.
Demikianlah pada malam hari ini. Di dalam kesenyapan, kita mengingat kembali bahwa di sebuah tempat, di kandang yang hina dan kotor, tanpa keluarga besar yang bersorak-sorai, tanpa tatapan gembira para tetangga, tanpa vitamin dan selimut hangat, telah lahir seorang Bayi mungil, seakan begitu lemah. Bayi yang sangat populer. Ada yang menanti kelahiran-Nya dengan penuh harap, ada yang ingin memusnahkan-Nya. Seorang Anak telah lahir bagi bangsa Israel dan mereka yang percaya kepada-Nya untuk membebaskan yang tertindas. Lambang pemerintahan ada di atas bahu-Nya dan nama-Nya disebutkan orang Penasihat Ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Bayi yang seolah lemah, namun besar kekuasaan-Nya.
Sobat Teruna, bersukacitalah! Seorang Anak telah lahir bagi kita. Kesuraman tidak akan ada lagi bagi setiap orang yang menerima kelahiran-Nya. Kita akan melihat terang yang besar. Terang kita pun akan terus bersinar. Segala keluh kesah dan pergumulan kita akan diangkat-Nya. Dukacita kita akan digantikan dengan sukacita. Kesedihan kita akan ditukarkan dengan sorak sorai. Persiapkan diri kita sebagai tempat kelahiran-Nya. Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita telah lahir malam ini. Sambutlah!
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :
Tuhan Yesus, Tak terhingga rasa syukurku menerima kelahiran-Mu ya Yesus Kristus. Engkau yang membebaskanku dari segala ketertindasan dan belenggu dosa.
(*) panggilan kakek/nenek/om/tante dalam bahasa Batak