DAMAI YANG MENENTERAMKAN HATI

Yohanes 14:27
27 Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.
Rumah Pesta penyambutan kelahiran telah usai. Hidup terus berjalan. Kesibukan demi kesibukan dilakukan oleh ibu dan ayah si bayi dalam mengurus dan membesarkan anaknya. Waktu tidur malam yang banyak berkurang. Menyiapkan segala kebutuhan pangan dan sandang si bayi. Semua berusaha memberikan yang terbaik. Namun, keletihan tak pernah tampak pada wajah mereka. Kegembiraanlah yang terus terpancar jelas. Semua keletihan seolah terganti ketika melihat si bayi tertawa gembira, tersenyum manis dan mendengar suaranya yang begitu lembut. Mereka merasakan keteduhan dan kedamaian ketika berada dekat sang bayi. Aroma tubuhnya yang khas mengalahkan aroma teraphy apa pun. Begitu damai. Begitu teduh.
Apakah damai seperti itu yang dijanjikan akan diberikan oleh Yesus ketika para murid mempertanyakan kemana Dia akan pergi sehingga harus meninggalkan mereka? Tentu tidak. Ada damai sejahtera yang melampaui segala akal yang akan ditinggalkan bagi kita, orang yang percaya. Damai sejahtera yang diberikan kepada kita, tidak seperti yang diberikan oleh dunia. Ada ketenteraman walaupun Yesus tidak berada bersama kita secara fisik. Oleh karena itu, tidak perlu kita gelisah dan gentar. Roh Kudus senantiasa menyertai kita, menolong dan menghibur kita.
Sobat Teruna, kita tidak hidup dalam zaman Yesus. Secara fisik, Dia tidak bersama kita. Sebagaimana janji-Nya kepada para murid, begitulah janji-Nya kepada kita. Dia akan memberikan Roh-Nya yang kudus untuk senantiasa menemani dan menghibur kita. Jadi, jangan takut melakukan kebenaran. Jangan takut menjadi berbeda karena kita tetap setia kepada Tuhan, sebab Roh Kudus selalu stand by sebagai Penghibur. Dia memberikan damai yang selalu menenteramkan hati.
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :
Ya Roh Kudus, terimakasih Engkau yang selalu menghiburku ketika aku merasakan kesedihan dijauhi oleh teman-temanku karena melakukan kebenaran.