top of page

NYALA API YANG PENUH KUASA

 

Kisah Para Rasul 7:30-34

30 Dan sesudah empat puluh tahun tampaklah kepadanya seorang malaikat di padang gurun gunung Sinai di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. 31 Musa heran tentang penglihatan itu, dan ketika ia pergi ke situ untuk melihatnya dari dekat, datanglah suara Tuhan kepadanya: 32 Akulah Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Maka gemetarlah Musa, dan ia tidak berani lagi melihatnya. 33 Lalu firman Allah kepadanya: Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus. 34 Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir dan Aku telah mendengar keluh kesah mereka, dan Aku telah turun untuk melepaskan mereka; karena itu marilah, engkau akan Kuutus ke tanah Mesir.

 

Teruna jaman mungkin pernah melihat semak duri mengeluarkan api tapi semak tersebut tidak terbakar. Mungkin itu terjadi karena kemajuan teknologi, api palsu, permainan komputer dan sebagainya.

Tidak demikian dengan apa yang dialami oleh Musa. Setelah empat puluh tahun berada di padang gurun, dia melihat nyala api keluar dari semak duri. Semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api (Kel 3:2). Allah hadir dalam nyala api. Nyala api yang penuh kuasa sehingga membuat Musa gemetar.

Sobat Teruna, untuk menentukan emas itu murni atau tidak, dia harus dibakar terlebih dahulu dengan api. Musa sudah melewati berbagai “bakaran”. Dipelihara oleh putri Firaun yang adalah musuh dari bangsanya. Mendapatkan ilmu beladiri. Mengalami pengasingan di padang gurun. Itulah “bakaran” atau pemurnian bagi Musa. Untuk apa Musa dibentuk sedemikian? Karena dialah yang dipilih oleh Tuhan untuk diutus membawa bangsa Israel menuju Tanah Perjanjian. Dalam perjalanan menuju Tanah Perjanjian, tentu akan banyak sekali rintangan. Oleh karena itu, Musa harus “dibakar” dan diperlengkapi sehingga dia bisa tampil bagai emas murni.

Dalam suasana nyaman, aman dan tenang, tidak terlihat apakah kita penuh kesabaran, memiliki daya juang dan tekun. Semua akan teruji ketika kita mengalami kesulitan. Kesulitan itu bagaikan “api” yang “membakar” kita. Kesulitan bisa berupa tugas sekolah yang banyak, pergaulan di sekolah yang penuh bully-an, dan lain-lain. Kalau kita berhasil melewati semua itu, kita adalah emas yang sudah teruji. Allah akan memakai kita untuk melakukan rencana-Nya, yaitu mewartakan “tidak menyontek” di sekolah, menjadi teman bagi mereka yang tersisihkan, membela mereka yang sering di-bully, dan banyak lagi. Maukah?

 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :

Siapkan aku Tuhan untuk mewartakan rencana-Mu. Beri aku kekuatan dalam menghadapi segala kesulitan yang ada.

 

bottom of page