MEMBAWA PERSOALAN KEPADA TUHAN YESUS

Markus 9:14-19
14 Ketika Yesus, Petrus, Yakobus dan Yohanes kembali pada murid-murid lain, mereka melihat orang banyak mengerumuni murid-murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan sesuatu dengan mereka. 15 Pada waktu orang banyak itu melihat Yesus, tercenganglah mereka semua dan bergegas menyambut Dia. 16 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?” 17 Kata seorang dari orang banyak itu: “Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. 18 Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat.” 19 Maka kata Yesus kepada mereka: “Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!”
Sobat Teruna, apakah tanda bahwa seseorang percaya kepada orang lain? Salah satu tandanya adalah mereka saling berkomunikasi langsung. Di antara percakapan itu setiap pihak berani mengungkapkan apa yang diinginkan. Persahabatan yang erat pasti terjadi di antara pribadi yang saling percaya, seperti Sobat Teruna dengan sahabat atau orangtua.
Pada bacaan ini, orang tua yang datang membawa anaknya karena kerasukan setan untuk disembuhkan, ditegur oleh Tuhan Yesus dengan kalimat “angkatan yang tidak percaya”. Orang tua ini menginginkan mujizat, tetapi pada awalnya tidak langsung datang kepada Tuhan Yesus. Ia hanya inginkan berkat, tetapi tidak mau berhubungan dengan Tuhan Yesus. Hal ini ditandai dengan protes atas kegagalan murid-murid menyembuhkan anaknya. Tuhan Yesus seolah ‘sengaja’ membuat para muridnya gagal mengusir setan, supaya imannya dan iman para murid tertuju pada Yesus, bukan hanya berharap pada mujizatnya saja.
Dalam kehidupan sehari-hari ada orang-orang yang menganggap bahwa kehadiran Tuhan dapat diwakilkan oleh pendeta. Padahal Tuhan Yesus berkenan ditemui langsung, karena Ia hadir di hati setiap orang yang percaya kepada-Nya. Kita boleh meminta orang lain mendoakan kita, tetapi Allah juga ingin agar kita datang langsung meminta kepada-Nya. Itu sebagai bentuk dari iman kita kepada-Nya. Pada saat kita menghadirkan Tuhan dalam hidup, maka kuasa-Nya tidak ada yang dapat mengalahkan. Tetapi untuk itu kita harus berdamai dengan-Nya, yaitu berhenti berbuat dosa. Orang beriman tidak hanya menginginkan mujizat-Nya saja, tetapi berkomunikasi secara teratur dengan-Nya, baik lewat doa, membaca Alkitab, bersekutu dengan orang percaya dan mengamalkan Firman dalam perilaku nyata.
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :
Tuhan Yesus, tolonglah aku untuk tidak melihat masalahku lebih besar dari kuasa-Mu. Beri aku kerinduan untuk selalu dekat dengan-Mu dan menghadirkan Engkau dalam setiap kehidupanku.