top of page

SRI

 

Hakim-hakim 4:1-10

1 Setelah Ehud mati, orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata Tuhan. 2 Lalu Tuhan menyerahkan mereka ke dalam tangan Yabin, raja Kanaan, yang memerintah di Hazor. Panglima tentaranya ialah Sisera yang diam di Haroset-Hagoyim. 3 Lalu orang Israel berseru kepada Tuhan, sebab Sisera mempunyai sembilan ratus kereta besi dan dua puluh tahun lamanya ia menindas orang Israel dengan keras. 4 Pada waktu itu Debora, seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah sebagai hakim atas orang Israel. 5 Ia biasa duduk di bawah pohon korma Debora antara Rama dan Betel di pegunungan Efraim, dan orang Israel menghadap dia untuk berhakim kepadanya. 6 Ia menyuruh memanggil Barak bin Abinoam dari Kedesh di daerah Naftali, lalu berkata kepadanya: “Bukankah Tuhan, Allah Israel, memerintahkan demikian: Majulah, bergeraklah menuju gunung Tabor dengan membawa sepuluh ribu orang bani Naftali dan bani Zebulon bersama-sama dengan engkau, 7 dan Aku akan menggerakkan Sisera, panglima tentara Yabin, dengan kereta-keretanya dan pasukan-pasukannya menuju engkau ke sungai Kison dan Aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu.” 8 Jawab Barak kepada Debora: “Jika engkau turut maju aku pun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju aku pun tidak maju.” 9 Kata Debora: “Baik, aku turut! Hanya, engkau tidak akan mendapat kehormatan dalam perjalanan yang engkau lakukan ini, sebab Tuhan akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan.” Lalu Debora bangun berdiri dan pergi bersama-sama dengan Barak ke Kedesh. 10 Barak mengerahkan suku Zebulon dan suku Naftali ke Kedesh, maka sepuluh ribu orang maju mengikuti dia; juga Debora maju bersama-sama dengan dia.

 

Di Indonesia, kita mengenal ada dua sosok terkemuka yang menggunakan nama “Sri”. Yang pertama merupakan tokoh pewayangan yakni Srikandi, yang seorang lagi merupakan tokoh di bidang ekonomi dan menjadi sosok kebanggaan Indonesia, Sri Mulyani. Srikandi dikenal sebagai prajurit perempuan yang berperang bersama Pandawa di medan Kurusetra dalam perang Bharata Yudha. Sedangkan Sri Mulyani merupakan perempuan pertama sekaligus orang Indonesia pertama yang menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia.

Kedua orang “Sri” ini pun memberi kita pemahaman bahwa gender bukanlah hambatan untuk berkarya serta membuahkan karya besar. Artinya, kaum perempuan pun dimungkinkan untuk bersama-sama dengan kaum pria menjadi alat Tuhan guna menghasilkan karya-karya besar bagi negeri kita tercinta ini. Kaum perempuan bukan lagi kaum nomor dua.

Sobat Teruna, penulis kitab Hakim-Hakim tergolong berani memunculkan sosok Nabiah Debora sebagai salah seorang hakim atas umat Israel. Karena pada masa itu kaum perempuan digolongkan sebagai warga kelas dua, dan tidak mempunyai tempat untuk jabatan-jabatan tertentu, sehingga wajar ketika Debora mengungkapkan sebagaimana telah kita baca di ayat 9.

Di tengah persekutuan, pasti kita menjumpai berbagai perbedaan, baik perbedaan gender, suku, sosial, bahkan perbedaan karakter atau kepribadian. Hal ini tentu memungkinkan untuk merasa rendah diri karena adanya perbedaan-perbedaan tersebut. Namun firman Tuhan membuka kesempatan kepada siapa saja untuk memuliakan Tuhan melalui karya nyata. Jadi, teruslah berkarya di dalam Tuhan.

 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :

Tuhan Yesus, Tuhan telah menganugerahkan saya berbagai talenta dan kemampuan. Beri saya hikmat agar menggunakan segenap kemampuan saya untuk memuliakan nama Tuhan serta menjadi berkat bagi sesama.

 

bottom of page