DAMAI SEJATI DARI ALLAH

Ayub 22:21-26
21 Berlakulah ramah terhadap Dia, supaya engkau tenteram; dengan demikian engkau memperoleh keuntungan. 22 Terimalah apa yang diajarkan mulut-Nya, dan taruhlah firman-Nya dalam hatimu. 23 Apabila engkau bertobat kepada Yang Mahakuasa, dan merendahkan diri; apabila engkau menjauhkan kecurangan dari dalam kemahmu, 24 membuang biji emas ke dalam debu, emas Ofir ke tengah batu-batu sungai, 25 dan apabila Yang Mahakuasa menjadi timbunan emasmu, dan kekayaan perakmu, 26 maka sungguh-sungguh engkau akan bersenang-senang karena Yang Mahakuasa, dan akan menengadah kepada Allah.
Sobat Teruna, Ayub memiliki 3 orang sahabat yaitu Elifas, Bildad dan Sofar. Disebut sebagai sahabat karena hubungan mereka diperkirakan cukup dekat.
Membaca kesaksian Alkitab, Ayub adalah seorang kaya dan merupakan tokoh yang setia serta takut akan Tuhan. Namun, dia pernah mengalami kondisi kekayaannya habis. Anak-anaknya mati dan sakit kusta menderanya. Perikop ini membahas tanggapan salah satu sahabat Ayub yaitu Elifas yang menasehati dan menghakimi Ayub untuk bertobat serta hidup menyenangkan hati Tuhan, karena menurut sahabatnya itu dengan begitu maka kita akan mendapat balasan kesenangan juga. Berlakulah ramah terhadap Dia, supaya engkau tenteram; dengan demikian engkau memperoleh keuntungan (ayat 21).
Sobat Teruna, dari nasehat Elifas kepada Ayub kita dapat menarik kesimpulan bahwa Elifas memiliki prinsip bahwa :
1. Berbuatlah baik dan menyenangkan Allah, nanti kita akan mendapat keuntungan.
2. Orang yang baik tidak akan pernah mendapat kesulitan.
Jelas kedua prinsip itu adalah tidak benar. Menurut Elifas, semua kesulitan yang dialami manusia itu karena hukuman Allah atas dosanya, padahal semua yang dialami Ayub semata karena Allah mengijinkan hal tersebut terjadi bagi Ayub. Allah juga tidak menjanjikan orang baik akan luput dari pencobaan. Selain itu Allah mau kita mengasihi DIA dengan tulus hati tanpa berfikir untung dan rugi seperti pendapat Elifas.
Sobat Teruna, mengapa Ayub mampu menjalani beban berat hidupnya? Jawabannya karena Allah menghadirkan damai sejati dari sorga. Ayub dimampukan berdamai dengan dirinya dan berdamai dengan keadaannya. Damai sejati itulah yang memampukan Ayub bertahan. Damai dari sorga itu memberi kekuatan kepada kita. Marilah kita selalu berdoa meminta damai sejati yang sumbernya hanya dari Allah.
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :
Biarlah aku dipenuhi damai sejahtera-Mu ya Tuhan, bukan dari hal apa pun