top of page

PELAKU DAMAI

 

Roma 5:1-5

1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. 2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. 3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, 4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. 5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

 

Sobat Teruna, pernahkah kita melanggar perintah atau larangan orangtua sehingga akhirnya orangtua kita marah? Bagaimana perasaan kita ketika orangtua marah kepada kita? Kita pasti takut, sedih, atau mungkin juga kesal. Satu hal yang pasti, dalam keadaan seperti itu kita akan kehilangan damai sejahtera.

Kita sering tidak menyadari bahwa ketika manusia jatuh dalam dosa karena melanggar firman Allah, hubungan yang damai antara Allah dan manusia berubah menjadi hubungan permusuhan. Kita harus memahami bahwa bukan Allah yang membangun permusuhan itu, tetapi manusia-lah yang membangun permusuhan dengan Allah. Permusuhan antara manusia dan Allah menyebabkan manusia kehilangan damai sejahtera yang sejati. Namun demikian, kita harus bersyukur karena ternyata Allah tidak menyimpan dendam. Ia sangat mengasihi kita dan bersedia berdamai dengan kita yang adalah manusia berdosa. Allah mendamaikan diri-Nya dengan kita melalui Yesus Kristus. Yesus Kristus datang ke dunia, menderita dan mati, namun dibangkitkan dari kematian; lewat penderitaan dan kematian-Nya, kita tidak lagi bermusuhan dengan Allah. Sebaliknya, kita bebas dari ancaman maut dan mengalami hidup dalam damai sejahtera dengan Allah. Lebih dari itu, melalui pendamaian Yesus Kristus kita diangkat menjadi anak-anak Allah. Yesus Kristus telah mendamaikan diri kita dengan Allah. Oleh karena itu, hendaknya kita juga hidup dalam damai. Perenungan: Sudahkah kita menjadi pelaku damai bagi semua mahluk? Jika belum, mari berjuang menjadi Pelaku Damai dengan cara :1) membangun hubungan baik dengan Allah; 2) menyadari bahwa semua manusia tidak dapat hidup seorang diri; 3) membangun hubungan dengan sesama yang didasarkan pada kasih Allah dan bukan didasarkan pada asas manfaat. Selamat berjuang menjadi Pelaku Damai sobat Teruna.

 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :

Kristus Ya Tuhan, aku bersyukur karena Engkau mau berdamai denganku. Aku memohon teguhkan imanku agar aku tetap setia dan percaya kepada-Mu. Pakailah aku menjadi alat damai-Mu di tengah kehidupan sehari-hari.

 

bottom of page