top of page

HIDUP RUKUN DAN HARMONIS

 

I Petrus 3:1-7

1 Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, 2 jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu. 3 Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, 4 tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. 5 Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya, 6 sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman. 7 Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.

 

Tuhan menciptakan manusia menurut gambar Allah sendiri (Kej. 1 : 27). Istilah gambar dan rupa Allah mau menyatakan bahwa antara Allah dan manusia terdapat relasi khusus. Allah memberi kuasa kepada manusia untuk memeliharan ciptaan Allah. Di pihak lain, manusia ciptaan Allah bertanggungjawab penuh kepada Allah. Manusia yang diciptakan Allah menurut gambar-Nya bukan hanya laki-laki saja, tetapi juga perempuan. Artinya, laki-laki dan perempuan berharga bagi Tuhan. Karena itu laki-laki harus menghargai perempuan, dan sebaliknya.

Allah berkenan bahwa laki-laki dan perempuan, yang Ia ciptakan menurut gambar dan rupa Allah, hidup sebagai suami-istri dalam suatu ikatan perkawinan. Relasi suami dan istri merupakan relasi khusus dan unik, karena relasi suami dan istri dianugerahkan dan dibangun oleh Tuhan. Itulah relasi yang dibina oleh ayah dan ibu kita. Sebagai suami dan istri, ayah dan ibu mempertahankan perkawinan sampai akhir hidup; hanya maut yang memisahkan. Sepanjang Tuhan menganugerahkan hidup, mereka harus membina hubungan yang rukun; saling mengasihi, menghormati, menghargai, menolong, menopang dan melengkapi sebagai suami-istri. Istri harus tunduk dan menghormati suami dan suami harus mengasihi istri. Kata " tunduk" mengandung arti "memberi diri". Seorang istri harus memberikan diri dan hidup yang terbaik bagi suaminya, demikian sebaliknya.

Sobat Teruna, relasi yang rukun dan harmonis dalam membangun hubungan antara suami dan istri memberikan teladan kepada kita dalam membangun hubungan dengan sesama. Di tengah berbagai perbedaan yang ada, kita diajak untuk berjuang hidup rukun dan harmonis dengan sesama. Caranya: Ingatlah selalu bahwa semua manusia itu berbeda; namun sadarilah bahwa perbedaan itu dijinkan Allah agar kita bisa hidup saling melengkapi.

 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :

Ya Tuhan, berkatilah ayah dan ibuku, agar mereka tetap hidup saling menasihi sebagai suami-istri dan mereka juga diberi hikmat untuk membina dan mendidik aku sebagai anaknya.

 

bottom of page