top of page

SETIA KEPADA KEBENARAN

 

I Samuel 20:24-34

24 Sesudah itu bersembunyilah Daud di padang. Ketika bulan baru tiba, duduklah raja pada meja untuk makan. 25 Raja duduk di tempatnya seperti biasa, dekat dinding. Yonatan berhadapan dengan dia, Abner duduk di sisi Saul, tetapi tempat Daud tinggal kosong. 26 Dan Saul tidak berkata apa-apa pada hari itu, sebab pikirnya: “Barangkali ada sesuatu yang terjadi kepadanya; mungkin ia tidak tahir; ya, tentu ia tidak tahir.” 27 Tetapi pada hari sesudah bulan baru itu, pada hari yang kedua, ketika tempat Daud masih tinggal kosong, bertanyalah Saul kepada Yonatan, anaknya: “Mengapa anak Isai tidak datang makan, baik kemarin maupun hari ini?” 28 Jawab Yonatan kepada Saul: “Daud telah meminta dengan sangat kepadaku untuk pergi ke Betlehem, 29 katanya: Biarkanlah aku pergi, sebab ada upacara pengorbanan bagi kaum kami di kota, dan saudara-saudaraku sendirilah yang memanggil aku. Oleh sebab itu, jika engkau mengasihi aku, berilah izin kepadaku untuk menengok saudara-saudaraku. Itulah sebabnya ia tidak datang ke perjamuan raja.” 30 Lalu bangkitlah amarah Saul kepada Yonatan, katanya kepadanya: “Anak sundal yang kurang ajar! Bukankah aku tahu, bahwa engkau telah memilih pihak anak Isai dan itu noda bagi kau sendiri dan bagi perut ibumu? 31 Sebab sesungguhnya selama anak Isai itu hidup di muka bumi, engkau dan kerajaanmu tidak akan kokoh. Dan sekarang suruhlah orang memanggil dan membawa dia kepadaku, sebab ia harus mati.” 32 Tetapi Yonatan menjawab Saul, ayahnya itu, katanya kepadanya: “Mengapa ia harus dibunuh? Apa yang dilakukannya?” 33 Lalu Saul melemparkan tombaknya kepada Yonatan untuk membunuhnya. Maka tahulah Yonatan, bahwa ayahnya telah mengambil keputusan untuk membunuh Daud. 34 Sebab itu Yonatan bangkit dan meninggalkan perjamuan itu dengan kemarahan yang bernyala-nyala. Pada hari yang kedua bulan baru itu ia tidak makan apa-apa, sebab ia bersusah hati karena Daud, sebab ayahnya telah menghina Daud.

 

Nicholas George Winton telah berjasa menyelamatkan 669 anak pada tahun 1939 saat Perang Dunia II. Anak-anak ini hidup di bawah kekejaman Nazi. Nicholas menggalang dana demi mencari rumah penampungan dan orang tua asuh bagi 669 anak itu dan memastikan perjalanan mereka berlangsung aman. Dari Praha menuju London melalui kerta api dilanjutkan dengan kapal laut. Bisa jadi gagal jika Nazi mencium pergerakan Nicholas. Ketika perang selesai, apa yang diperbuatnya tidak diketahui publik. Pada tahun 1988 kerahasiaan itu terkuak ketika istrinya menemukan buku dokumentasi berisi nama dan foto 669 anak yang diselamatkan suaminya. Ratu Inggris memberikan gelar kenegaraan kepada Nicholas Winton pada tahun 2002 atas jasanya tersebut.

Setia pada kebenaran sering membenturkan kita pada masalah, konflik dan bahaya. Seperti Nicholas Winton, keteguhan hati dan kesetiaan Yonatan pun diuji. Kesetiaan kepada Daud harus berhadapan dengan ancaman pembunuhan oleh ayahnya sendiri. Yonatan bisa saja mundur dan tunduk kepada Saul, mengkhianati janjinya dengan Daud, lalu berkompromi mencari aman. Tetapi dia pergi dari perjamuan kerajaan karena ia tahu bahwa sahabatnya tidak bersalah. Yonatan memilih menyelamatkan Daud meskipun dihadapkan pada fakta pahit harus berpisah dengan sahabatnya itu.

Kita sering mendengar remaja Kristen menggadaikan kesetiaan mereka. Mereka menjadi generasi gampangan yang berkompromi dengan dosa karena takut menghadapi ketidak-nyamanan dan kegagalan. Kisah Yonatan mengajak kita untuk berani menghadapi tantangan dan bahaya ketika memilih setia pada kebenaran. Kita tidak akan pernah tahu seberapa kuat Allah mengendalikan hidup kita jika kita tidak pernah benar-benar teruji oleh bermacam masalah hidup. Yang Tuhan inginkan ialah kita teguh berpegang pada kebenaran-Nya (2 Tes 3:3).

 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :

Ya Allah, ampuni aku jika imanku yang kecil dan sangsiku yang besar ketika berdiri di ambang ketakutan dalam hidupku ini. Tolonglah aku dengan cara yang khusus agar aku memiliki kesetiaan dan keteguhan di dalam segala masalah yang menghadangku.

 

bottom of page