top of page

PENGHARAPAN DI TENGAH KEPUTUS-ASAAN

 

Ratapan 1:15-17

15 Tuhan membuang semua pahlawanku yang ada dalam lingkunganku; Ia menyelenggarakan pesta menentang aku untuk membinasakan teruna-terunaku; Tuhan telah menginjak-injak puteri Yehuda, dara itu, seperti orang mengirik memeras anggur. 16 Karena inilah aku menangis, mataku mencucurkan air; karena jauh dari padaku penghibur yang dapat menyegarkan jiwaku; bingunglah anak-anakku, karena terlampau kuat si seteru.” 17 Sion mengulurkan tangannya, tetapi tak ada orang yang menghiburnya; terhadap Yakub dikerahkan Tuhan tetangga-tetangganya sebagai lawan. Yerusalem telah menjadi najisdi tengah-tengah mereka.

 

Banyak yang menyangka bahwa ketika sudah ditebus, maka kita bebas melakukan apa saja yang kita mau. Jika itu yang dipikirkan oleh orang-orang yang belum mengenal keselamatan Kristus, tentu dapat dipahami dan itu menjadi kesempatan bagi kita untuk memperkenalkan Kabar Baik kepada dia. Yang menyedihkan ialah jika ada teruna Kristen yang beranggapan seperti demikian.

Sobat Teruna, kita tahu bahwa Israel adalah bangsa pilihan Allah (Ulangan 7:6). Tetapi, menjadi bangsa pilihan tidak berarti bahwa Allah memberikan mereka kebebasan untuk hidup seenaknya. Ada aturan yang harus ditaati agar tetap dapat hidup kudus dan berkenan kepada Allah. Berkali-kali Alkitab menyaksikan bangsa Israel sebagai bangsa yang tegar tengkuk, termasuk ketika saat zaman nabi Yeremia. Pembangkangan ‘umat pilihan’ terus dilakukan dan peringatan Yeremia tidak diindahkan. Ini berakibat pada jatuhnya hukuman Allah atas bangsa itu. Serbuan Babel ke Yehuda berakhir dengan kebinasaan Yerusalem dan Bait Suci. Murka Allah begitu dahsyat. Namun demikian Yeremia mengakui bahwa Allah adil dan benar dalam segala jalan-Nya, tetapi juga bahwa Ia murah hati kepada mereka yang berharap kepada-Nya (3:23-24).

Menjadi orang Kristen tidak segampang mengganti status kita di WhatsApp atau di Instagram. Tidak juga berarti kita dapat seenaknya menjalani hidup. Ada hukuman menanti untuk kejahatan kita. Jangan anggap enteng pengampunan Tuhan bahwa kita dapat setiap saat menyesal kepada-Nya dan berbuat dosa lagi. Pertobatan menuntut perubahan, dari pembangkangan menjadi ketaatan. Jika kita saat ini sedang bergumul dengan penderitaan karena kejahatan atau kesalahan kita, jangan tegar tengkuk. Bertobat dan berubahlah! Dari penderitaan selalu ada pengharapan, dan dari keputus-asaan kita boleh memandang lebih jauh dari sekedar hukuman yang kita jalani, bahwa Allah akan memulihkan umat-Nya kelak.

 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :

Ya Bapa, aku memohon pengampunan-Mu atas kegagalan-kegagalanku untuk berbuat baik. Aku mau berubah dan menjadi anak-Mu yang setia. Ajar aku memandang pengharapan dalam pemulihan yang dikerjakan Kristus di Kalvari dan tidak menyia-nyiakan masa mudaku yang Engkau bentangkan bagiku.

 

bottom of page