MENGUATKAN YANG MENDERITA

II Tesalonika 3:1-5
1 Selanjutnya, saudara-saudara, berdoalah untuk kami, supaya firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan, sama seperti yang telah terjadi di antara kamu, 2 dan supaya kami terlepas dari para pengacau dan orang-orang jahat, sebab bukan semua orang beroleh iman. 3 Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat. 4 Dan kami percaya dalam Tuhan, bahwa apa yang kami pesankan kepadamu, kamu lakukan dan akan kamu lakukan. 5 Kiranya Tuhan tetap menujukan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus.
Kita semua pasti pernah melihat orang menderita. Pertanyaannya adalah “setelah melihat apa yang dilakukan?” Apakah kita hanya berkata “kasihan” atau kita langsung bertindak untuk memberikan pertolongan kepada mereka yang menderita? Bagaimana sikap kita sebagai teruna Kristen melihat mereka yang menderita?
Sobat Teruna, Paulus dan Timotius memberikan teladan bagaimana mereka terpanggil untuk menguatkan orang-orang di Tesalonika ketika mendengar bahwa orang-orang Kristen di Tesalonika mengalami penganiayaan. Kekuatiran Paulus bukan soal kemakmuran dan kesehatan umat Kristen di Tesalonika melainkan soal pertumbuhan iman mereka di sana. Di tengah rasa kuatir, ia mengutus Timotius dan merelakan diri melaksanakan tugas penginjilan seorang diri. Kehadiran Timotius menguatkan iman orang-orang Kristen di Tesalonika meskipun mereka mengalami penganiayaan dan menderita. Mereka juga terus menerus dibujuk oleh orang-orang Yahudi agar menuruti agama Yahudi sehingga mereka tidak mengalami penderitaan dan penganiayaan. Paulus menguatkan iman mereka dengan mengatakan bahwa orang Kristen ditentukan untuk menderita karena Kristus. Namun Tuhan memakai penderitaan itu sebagai cara mengajar umat-Nya agar dapat menghibur orang lain yang sedang mengalami penderitaan. Cara Paulus dan Timotius tersebut memberikan contoh kepada kita bahwa hidup sebagai orang Kristen adalah hidup yang saling peduli dan saling menguatkan satu sama lain di tengah penderitaan.
Sobat Teruna, orang yang tidak pernah mengalami penderitaan tidak akan mungkin dapat menghibur orang lain yang sedang mengalami kesusahan. Mengapa? Karena ia tidak pernah tahu dan merasakan bagaimana berjuang dalam penderitaan dan tetap bertahan di dalam iman kepada Kristus. Mari belajar dari Paulus dan Timotius. Hidup saling menguatkan di tengah penderitaan yang dialami membuat iman kita menjadi kuat.
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :
Ya Tuhan, mampukan aku untuk menjadi berkat bagi yang sedang mengalami penderitaan.