top of page

JANGAN TAKUT, ARAHKAN HIDUPMU PADA-NYA!

 

Yesaya 51:1-8

1 Dengarkanlah Aku, hai kamu yang mengejar apa yang benar, hai kamu yang mencari Tuhan! Pandanglah gunung batu yang dari padanya kamu terpahat, dan kepada lobang penggalian batu yang dari padanya kamu tergali. 2 Pandanglah Abraham, bapa leluhurmu, dan Sara yang melahirkan kamu; ketika Abraham seorang diri, Aku memanggil dia, lalu Aku memberkati dan memperbanyak dia. 3 Sebab Tuhan menghibur Sion, menghibur segala reruntuhannya;Ia membuat padang gurunnya seperti taman Eden dan padang belantaranya seperti taman Tuhan. Di situ terdapat kegirangan dan sukacita, nyanyian syukur dan lagu yang nyaring. 4 Perhatikanlah suara-Ku, hai bangsa-bangsa, dan pasanglah telinga kepada-Ku, hai suku-suku bangsa! Sebab pengajaran akan keluar dari pada-Ku dan hukum-Ku sebagai terang untuk bangsa-bangsa. 5 Dalam sekejap mata keselamatan yang dari pada-Ku akan dekat, kelepasan yang Kuberikan akan tiba, dan dengan tangan kekuasaan-Ku Aku akan memerintah bangsa-bangsa; kepada-Kulah pulau-pulau menanti-nanti, perbuatan tangan-Ku mereka harapkan. 6 Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah ke bumi di bawah; sebab langit lenyap seperti asap, bumi memburuk seperti pakaian yang sudah usang dan penduduknya akan mati seperti nyamuk; tetapi kelepasan yang Kuberikan akan tetap untuk selama-lamanya, dan keselamatan yang dari pada-Ku tidak akan berakhir. 7 Dengarkanlah Aku, hai kamu yang mengetahui apa yang benar, hai bangsa yang menyimpan pengajaran-Ku dalam hatimu!Janganlah takut jika diaibkan oleh manusia dan janganlah terkejut jika dinista oleh mereka. 8 Sebab ngengat akan memakan mereka seperti memakan pakaian dan gegat akan memakan mereka seperti memakan kain bulu domba; tetapi keselamatan yang dari pada-Ku akan tetap untuk selama-lamanya dan kelepasan yang Kuberikan akan lanjut dari keturunan kepada keturunan.

 

Seorang filsuf Yunani, Aristoteles berkata “Penderitaan menjadi indah ketika seseorang menghadapi kesulitan besar dengan keceriaan, tidak dengan keterpurukan tapi dengan kebesaran pikiran”. Pernyataan ini membawa kita pada sebuah realita bahwa kekuatan kita menghadapi penderitaan dengan benar tergantung dari cara kita dalam menghadapi penderitaan yang ada. Apakah kita menghadapi dengan sukacita atau kita menghadapinya dengan keluhan? Menjadi pertanyaan, bagaimana cara sobat Teruna menghadapi penderitaan?

Hari ini, kita belajar dari kehidupan umat Yehuda yang menghadapi penderitaan. Terlalu lama mengalami penderitaan di Babel membuat umat Yehuda merasa begitu berat dalam menjalankan kehidupan, sehingga membuat mereka tidak memiliki pengharapan lagi. Mengapa mereka tidak sanggup menghadapi penderitaan? Karena mereka hanya mengandalkan diri sendiri. Di tengah kondisi yang dialami oleh umat Yehuda, Yesaya diutus hadir dalam kehidupan umat untuk memberikan kekuatan dan penghiburan agar mereka tidak menyerah melainkan meminta pertolongan hanya dari Tuhan. Yesaya menjelaskan bahwa Allah tidak pernah membiarkan umat-Nya menderita. Ia peduli dan akan selalu bertindak tepat pada waktu-Nya. Bahkan Ia akan selalu memberikan kekuatan, penghiburan dan pertolongan bagi setiap umat-Nya yang menderita, asalkan kita selalu mengarahkan hidup kita hanya kepada Allah.

Sobat Teruna, ingatlah, menghadapi penderitaan dengan mengandalkan kekuatan diri pasti akan sangat berat bahkan akan membuat kita tidak mampu. Tetapi jika kita menghadapi penderitaan bersama dengan Allah, kekuatan-Nya akan memberikan kita kemampuan menghadapinya dengan sukacita. Karena itu jangan takut, selama kita mengarahkan hidup hanya pada-Nya. Selamat berjuang menghadapi penderitaan dengan sukacita bersama-Nya.

 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :

Mampukan aku untuk tidak takut berjuang hidup dalam penderitaan karena aku percaya akan pertolongan-Mu, ya Allah.

 

bottom of page