IRI HATI MENJADIKAN DIRI DENGKI

I Samuel 18:8-16
8 Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: “Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itu pun jatuh kepadanya.” 9 Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud. 10 Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Allah itu berkuasa atas Saul, sehingga ia kerasukan di tengah-tengah rumah, sedang Daud main kecapi seperti sehari-hari. Adapun Saul ada tombak di tangannya. 11 Saul melemparkan tombak itu, karena pikirnya: “Baiklah aku menancapkan Daud ke dinding.” Tetapi Daud mengelakkannya sampai dua kali. 12 Saul menjadi takut kepada Daud, karena Tuhan menyertai Daud, sedang dari pada Saul Ia telah undur. 13 Sebab itu Saul menjauhkan Daud dari dekatnya dan mengangkat dia menjadi kepala pasukan seribu, sehingga ia berada di depan dalam segala gerakan tentara. 14 Daud berhasil di segala perjalanannya, sebab Tuhan menyertai dia. 15 Ketika dilihat Saul, bahwa Daud sangat berhasil, makin takutlah ia kepadanya; 16 tetapi seluruh orang Israel dan orang Yehuda mengasihi Daud, karena ia memimpin segala gerakan mereka.
Saul merasa dengki kepada Daud. Mengapa? Gegara sambutan untuk Daud lebih dahsyat daripada sambutan kepadanya, saat mereka pulang mengalahkan orang Filistin. Mereka disambut dengan nyanyian sambil menari-nari dengan rebana dan membunyikan gerincing. Terikan sambutan mengatakan “Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa” (ay 7). Ungkapan ini membangkitkan amarah Saul dengan sangat dan menyebalkan hatinya. Sejak saat itu Saul selalu mendengki Daud (ay 8a dan 9). Iri hati yang membuat dengki membuat Saul dikuasai roh jahat. Saul hendak menombak Daud. Untung Daud dapat menggelakkannya sampai dua kali.
Hanya karena ungkapan dari nyanyian membuat diri iri hati dan dengki. Saul tidak siap untuk dibandingkan dengan Daud karena merasa “lebih” dari orang lain. Diri tidak menerima bila ada yang melebihinya. Merespons atas ketidaksenangan terhadap perbandingan tersebut diarahkan kepada orang yang menjadi pembandingnya. Daud menjadi sasaran kemarahan Saul.
Sobat Teruna, mungkin hal ini bisa saja kita alami, kalau kita tidak menguasai diri. Kita akan marah dan tidak suka ketika kita dibandingkan dengan orang lain. Kita marah kepada orang yang menjadi pembanding kita. Apa pun pasti kita lakukan agar orang yang dibandingkan lebih dari kita itu mengalami hal yang tidak baik. Tindakan seperti inikah yang Tuhan inginkan dari kita?
Mari mensyukuri segala karunia Tuhan. Kelebihan orang lain kita buat sebagai pemicu semangat kita untuk semakin mengasah diri dan memberikan lebih baik. Buanglah segala iri hati dan dengki. Jangan biarkan semua itu menguasai hati kita
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :
Kristus, aku ingin karunia-Mu di dalam diriku menjadi berkat bagi hidupku dan sesama. Mampukan aku menguasai diri dan membuang kedengkian dalam hatiku.