IRI HATI MENGHALALKAN KEKUASAAN

I Raja-raja 21:1-7
1 Sesudah itu terjadilah hal yang berikut. Nabot, orang Yizreel, mempunyai kebun anggur di Yizreel, di samping istana Ahab, raja Samaria. 2 Berkatalah Ahab kepada Nabot: “Berikanlah kepadaku kebun anggurmu itu, supaya kujadikan kebun sayur, sebab letaknya dekat rumahku. Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur yang lebih baik dari pada itu sebagai gantinya, atau jikalau engkau lebih suka, aku akan membayar harganya kepadamu dengan uang.” 3 Jawab Nabot kepada Ahab: “Kiranya Tuhan menghindarkan aku dari pada memberikan milik pusaka nenek moyangku kepadamu!” 4 Lalu masuklah Ahab ke dalam istananya dengan kesal hati dan gusar karena perkataan yang dikatakan Nabot, orang Yizreel itu, kepadanya: “Tidak akan kuberikan kepadamu milik pusaka nenek moyangku.” Maka berbaringlah ia di tempat tidurnya dan menelungkupkan mukanya dan tidak mau makan. 5 Lalu datanglah Izebel, isterinya, dan berkata kepadanya: “Apa sebabnya hatimu kesal, sehingga engkau tidak makan?” 6 Lalu jawabnya kepadanya: “Sebab aku telah berkata kepada Nabot, orang Yizreel itu: Berikanlah kepadaku kebun anggurmu dengan bayaran uang atau jika engkau lebih suka, aku akan memberikan kebun anggur kepadamu sebagai gantinya. Tetapi sahutnya: Tidak akan kuberikan kepadamu kebun anggurku itu.” 7 Kata Izebel, isterinya, kepadanya: “Bukankah engkau sekarang yang memegang kuasa raja atas Israel? Bangunlah, makanlah dan biarlah hatimu gembira! Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu.”
Siapa yang tidak ingin mempunyai kuasa? Kuasa untuk memerintah. Kuasa untuk menguasai berbagai wilayah. Kuasa atas jabatan. Tidak heran jika saat ini banyak orang berebut mencari kekuasaan. Bila seseorang memiliki kekuasaan, keinginan apa pun dapat lebih mudah diperoleh.
Raja Ahab– melalui istrinya Izebel; memakai kuasanya untuk mewujudkan keinginannya memiliki kebun anggur Nabot. Raja Ahab menjadi kesal dan gusar hati bahkan menyakiti diri dengan mengurung diri dan tidak mau makan karena Nabot menolak memberikan kebun anggurnya. Bagi Nabot kebun anggurnya tersebut adalah milik pusaka nenek moyangnya. Penolakan Nabot tersebut membuat Izebel gelap mata. Dengan kekuasaan yang dimiliki, Izebel membuat rencana agar Nabot mati (ay 7 lihat ay 9-10). Sesungguhnya sebagai raja, raja Ahab tidak berkekurangan. Pasti selaku raja, Ahab memiliki juga kebun anggur yang lebih baik dari kebun anggur Nabot. Keinginan memiliki kebun anggur Nabot berubah menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi. Akibatnya, Nabot harus mati ketika Izebel menghalalkan segala cara untuk memperoleh keinginan melalui kekuasaan yang dimiliki.
Sobat Teruna, setiap kita pasti memiliki banyak keinginan. Itu tidaklah salah. Namun yang harus diingat adalah tidak semua keinginan itu dapat diperoleh. Kita harus mampu bijak dalam memenuhi keinginan kita. Ketika kita mempunyai kesempatan untuk memenuhi keinginan, janganlah keinginan menguasai diri. Teruna harus mampu memrioritaskan hal utama dalam hidup. Keselamatan kita tidak tergantung dari apa yang kita miliki, tetapi bagaimana memaknai dan melakukan arti hidup yang benar dalam kasih Kristus.
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :
Kristus, padamkanlah keinginan-keinginan duniawi dalam diriku yang hanya memberikan kepuasaan sesaat.