ALLAH MENGHUKUM DENGAN CARANYA

HABAKUK 1 : 12-15
12 Bukankah Engkau, ya Tuhan, dari dahulu Allahku, Yang Mahakudus? Tidak akan mati kami. Ya Tuhan, telah Kautetapkan dia untuk menghukumkan; ya Gunung Batu, telah Kautentukan dia untuk menyiksa. 13 Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau tidak dapat memandang kelaliman. Mengapa Engkau memandangi orang-orang yang berbuat khianat itu dan Engkau berdiam diri, apabila orang fasik menelan orang yang lebih benar dari dia? 14 Engkau menjadikan manusia itu seperti ikan di laut, seperti binatang-binatang melata yang tidak ada pemerintahnya? 15 Semuanya mereka ditariknya ke atas dengan kail, ditangkap dengan pukatnya dan dikumpulkan dengan payangnya; itulah sebabnya ia bersukaria dan bersorak-sorai.
“Yang kamu lakukan ke aku itu, jahat” demikianlah kata Cinta kepada Rangga dalam film “Ada Apa Dengan Cinta Season 2”. Pertanyaan yang sama juga bisa diberikan dalam kehidupan tiap hari jika kita diperlakukan jahat oleh orang lain. Pertanyaan ini muncul karena merasa heran, mengapa dalam hidup ini selalu ada orang yang berbuat jahat padahal melakukan kejahatan adalah sesuatu yang tidak disenangi TUHAN.
Bacaan kita sekarang diawali dengan pertanyaan yang disampaikan oleh Habakuk tentang keberadaan TUHAN yang Maha Kudus yang akan menjaga kehidupan mereka. Dari pertanyaan itu, Habakuk menyampaikan sebuah pernyataan kepada TUHAN bahwa TUHAN sendiri yang telah memilih orang Babel untuk menghukum bangsa Yehuda. Pemilihan bangsa Babel untuk menghukum mereka tidak dapat terhalangi lagi dan hal ini memberikan kesan bahwa TUHAN bisa menggunakan pihak lain yang tidak disenangi oleh manusia untuk memberikan hukuman. Bangsa Yehuda harus mendapatkan hukuman dari TUHAN karena mereka melakukan kejahatan. Pertanyaan Habakuk lebih memperlihatkan ketidaksetujuan dirinya jika Yehuda dihukum lewat bangsa Babel dan membuat mereka senang. Habakuk melihatnya sebagai sebuah penghinaan terhadap bangsanya sendiri.
Sobat Teruna, pelanggaran terhadap hukum TUHAN akan membawa kita pada penghukuman. Berkaitan dengan itu, hal penting yang mau diperlihatkan adalah bukan siapa atau sarana apa yang dipakai TUHAN melainkan tujuan dari penghukuman itu. Penghukuman diberikan TUHAN, agar kita sadar akan kebersalahan kita sehingga pada akhirnya kita mau memperbaiki diri kita. Kesiapan menerima hukuman dan diperbaiki karena kesalahan dan keberdosaan kita adalah salah satu bukti ketidakegoisan diri kita di hadapan TUHAN. Kalau kita salah seharusnya kita mengaku salah bukan justru mempersalahkan orang lain.
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :
TUHAN, mampukan aku untuk selalu bisa hidup sesuai dengan firman-Mu agar aku jauh dari penghukuman-Mu