top of page

SOMBONG ATAU RENDAH HATI?

 

HABAKUK 2 : 1-5

1 Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara, aku mau meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku, dan apa yang akan dijawab-Nya atas pengaduanku. 2 Lalu Tuhan menjawab aku, demikian: “Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya. 3 Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh. 4 Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya. 5 Orang sombong dan khianat dia yang melagak, tetapi ia tidak akan tetap ada; ia mengangakan mulutnya seperti dunia orang mati dan tidak kenyang-kenyang seperti maut, sehingga segala suku bangsa dikumpulkannya dan segala bangsa dihimpunkannya.”

 

Meremehkan orang adalah hal mudah dilakukan selama kita hidup. Salah satu hal yang memudahkan orang meremehkan orang yang lain adalah usia. Kadang orang mengatakan kepada yang muda: “Kamu anak kemarin sore, tahu apa?” Perkataan ini seakan menjadi jaminan yang lebih tua itu lebih tahu dan lebih hebat dibandingkan dengan yang muda, padahal belum tentu.

Bacaan kita mengingatkan bahwa yang paling penting bukan kesuksesan tapi sikap hidup. Habakuk menyampaikan bahwa dirinya mau berdiri di satu tempat yang tinggi untuk menantikan firman TUHAN agar dirinya bisa mengerti maksud dan tujuan yang TUHAN inginkan dalam hidupnya. Hal ini mengingatkan kita agar menjadikan firman TUHAN sebagai pegangan. Habakuk menyampaikan bahwa orang yang sombong adalah orang-orang yang tidak akan selamat karena dirinya merasa mampu melakukan segalanya. Merasa diri pintar, diri benar, diri baik dan diri sempurna menjadi salah satu bentuk sikap diri yang bisa membawa orang pada kesombongan, padahal dalam kesombongan tidak ada apa pun yang didapatkan. Kesombongan hanya membawa orang pada kehancuran sedangkan orang yang hidup dalam kerendahan hati akan mendapatkan kebahagiaan. Orang yang rendah hati digambarkan sebagai orang yang hidup karena hidupnya memberikan manfaat kepada orang lain. Orang yang rendah hati, hidup dalam iman percaya bahwa dalam TUHAN ada pemeliharaan hidup sehingga kehadirannya memberikan pengaruh baik kepada orang di sekitarnya.

Sobat Teruna, hiduplah di dalam kerendahan hati yang berlandas pada firman-Nya. Jika TUHAN memberi kepintaran, kesuksesan, termasuk wajah cantik atau ganteng, tetaplah rendah hati karena semuanya adalah pemberian TUHAN. Ingatlah dengan rendah hati maka kehadiran kita menjadi berkat bagi orang lain dan kita tidak hidup dalam pementingan diri sendiri

 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :

TUHAN, ajarkan aku untuk dapat hidup dalam kerendahan hati agar kehadiranku dapat membahagiakan orang lain

 

bottom of page