MEMBABI BUTA

1 Samuel 19 : 14-17
14 Lalu Saul mengirim orang-orang suruhan untuk mengambil Daud, tetapi perempuan itu berkata: “Ia sakit.” 15 Sesudah itu Saul mengirim orang-orang suruhan itu untuk melihat Daud, katanya: “Bawalah dia di atas tempat tidur itu ke mari, supaya ia dibunuh.” 16 Lalu masuklah para suruhan itu ke dalam, dan tampaklah ada terafim di tempat tidur dengan sehelai tenunan bulu kambing di bagian kepala. 17 Berkatalah Saul kepada Mikhal: “Mengapa engkau menipu aku demikian itu dan melepas musuhku pergi, sehingga ia luput?” Tetapi jawab Mikhal kepada Saul: “Ia berkata kepadaku: Biarkanlah aku pergi, apa perlunya aku membunuh engkau?”
Doni geram ketika mendengar salah satu temannya telah dipukuli oleh siswa sekolah lain yang terletak tak jauh dari sekolahnya. Doni memutuskan, “Pulang sekolah, kita cari dan seret anak itu!”. Teman-temannya setuju, “Dia pikir cuma dia saja yang bisa jadi jagoan!” “Jangan, deh. Dulu kita sudah pernah dihukum gara-gara berkelahi dengan anak sekolah lain.” Doni memandang Rian setengah tidak percaya. “Payah, kamu! Penakut banget. Pokoknya kita harus beri mereka pelajaran!” Doni bersikeras. Anto menambahkan, “Kalau kita biarkan justru mereka bisa semakin menjadi-jadi. Aku setuju sama Doni.”
Amarah Saul semakin memuncak ketika ia gagal membunuh Daud (ayat 10). Ia bahkan memerintahkan orang-orangnya untuk membawa Daud agar ia bisa membunuh Daud dengan tangannya sendiri (ayat 14-15). Saul tidak hanya membiarkan amarahnya semakin menjadi, ia bahkan berencana membunuh agar keinginannya terpenuhi. Aturan yang telah ditetapkan Tuhan tidak lagi menjadi pertimbangannya. Betapa mengerikannya ketika kita membiarkan sifat egois tumbuh dalam diri kita!
Sobat Teruna, saat keinginan kita tidak terpenuhi, respons kita bisa jadi sama seperti Saul atau Doni. Kita menjadi marah dan membenarkan segala cara, termasuk berbuat dosa, agar keinginan kita tersebut dapat terwujud. Firman Tuhan hari ini mengajak kita untuk mengarahkan pandangan kita bukan kepada diri kita sendiri, tetapi pada Tuhan. Mari kita matikan sifat egois kita dan mengendalikan amarah kita.
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :
Tuhan, ampuni aku ketika sifat egoisku yang membuatku tidak mampu mengendalikan amarahku, ketika keinginanku tidak terpenuhi. Tolong aku untuk dapat mematikan sifat egoisku.