PERSEPAKATAN GELAP

II Samuel 15:10-12
10 Dalam pada itu Absalom telah mengirim utusan-utusan rahasia kepada segenap suku Israel dengan pesan: “Segera sesudah kamu mendengar bunyi sangkakala, berserulah: Absalom sudah menjadi raja di Hebron!” 11 Beserta Absalom turut pergi dua ratus orang dari Yerusalem, orang-orang undangan yang turut pergi tanpa curiga dan tanpa mengetahui apa pun tentang perkara itu. 12 Ketika Absalom hendak mempersembahkan korban, disuruhnya datang Ahitofel, orang Gilo itu, penasihat Daud, dari Gilo, kotanya. Demikianlah persepakatan gelap itu menjadi kuat, dan makin banyaklah rakyat yang memihak Absalom.
Nia pulang dengan langkah gontai. Siang tadi, gurunya menghukum Nia dan Ida karena mereka ketahuan saling memberikan sontekan saat ujian berlangsung. Nilai Nia dan temannya terancam dikurangi. Padahal, nilai ujian hari ini menentukan apakah Nia bisa masuk ke dalam kelas unggulan atau tidak. Cita-cita Nia terancam karena kecurangan yang dilakukannya hari ini. Masih terngiang nasehat guru Nia padanya, “Sebagai teman tentu kalian harus saling membantu, tapi yang kalian lakukan saat ujian tadi bukan saling membantu, tapi saling menjerumuskan.”
Ambisi dan ego Absalom semakin menjadi. Ia melakukan berbagai cara untuk mencapai keinginannya itu. Ia bahkan memanfaatkan sejumlah orang, yang bahkan tidak tahu apa-apa, dan merancang pengangkatannya sendiri sebagai raja. Melihat sejarah kerajaan Israel, kita tahu bahwa yang memilih raja untuk Israel adalah Tuhan sendiri. Saul dan Daud dipilih oleh Allah. Absalom tidak dipilih Allah untuk menggantikan Daud. Allah memilih Salomo untuk melanjutkan pemerintahan Daud (1 Tawarikh 28: 5). Absalom telah memaksakan kehendaknya sendiri untuk menjadi raja. Jika sobat Teruna perhatikan, tidak ada satu pun kalimat yang menyatakan bahwa Allah menyertai Absalom dan kecurangan-kecurangannya.
Sobat Teruna, siapa yang tidak ingin hasil ulangan yang baik? Namun, kita seringkali tergoda untuk tidak belajar dan memilih untuk bekerjasama dengan teman saling memberi sontekan. Firman Tuhan mengingatkan kita untuk tidak dibutakan dengan nafsu mencapai cita-cita dan melakukan kecurangan. Sebagai anak Tuhan, mari kita menghindari “persepakatan-persepakatan gelap” seperti yang dilakukan Absalom maupun Nia.
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :
Tuhan tolong aku untuk senantiasa berlaku jujur dalam mencapai cita-citaku. Tolong aku untuk bisa menolak tawaran teman-temanku yang hendak berlaku curang.