top of page

TAHU DIRI

 

Kejadian 33:12-16

12 Kata Esau: “Baiklah kita berangkat berjalan terus; aku akan menyertai engkau.” 13 Tetapi Yakub berkata kepadanya: “Tuanku maklum, bahwa anak-anak ini masih kurang kuat, dan bahwa beserta aku ada kambing domba dan lembu sapi yang masih menyusui, jika diburu-buru, satu hari saja, maka seluruh kumpulan binatang itu akan mati. 14 Biarlah kiranya tuanku berjalan lebih dahulu dari hambamu ini dan aku mau dengan hati-hati beringsut maju menurut langkah hewan, yang berjalan di depanku dan menurut langkah anak-anak, sampai aku tiba pada tuanku di Seir.” 15 Lalu kata Esau: “Kalau begitu, baiklah kutinggalkan padamu beberapa orang dari pengiringku.” Tetapi Yakub berkata: “Tidak usah demikian! Biarlah aku mendapat kasih tuanku saja.” 16 Jadi pulanglah Esau pada hari itu berjalan ke Seir.

 

Seorang yang bersalah biasanya terbeban dengan kesalahannya, yang membuatnya tidak sejahtera. Orang demikian, ketika mendapatkan pengampunan dan penerimaan akan merasa sangat berhutang kepada yang mengampuninya. Hutangnya adalah kesalahannya tidak dibalaskan dengan kejahatan, tetapi kebaikan. Hutang itu akan dibayar dengan kebaikan. Ia mulai dengan bersikap hati-hati untuk bertindak agar tidak melakukan kesalahan lagi. Ia akan menghormati orang yang telah mengampuninya. Ia akan berusaha melakukan yang baik kepada orang yang sudah mengampuninya.

Pengampunan dan penerimaan Esau kepada adiknya tulus ia berikan. Ketulusan ini nampak dari tindakannya segera menemui adiknya, memeluknya, menciumnya dan ingin menyertainya di dalam perjalanan sampai ke Sikhem. Rencana Esau menyertainya dalam perjalanan membuat Yakub merasa tidak enak hati. Sudah diampuni dan diterima kakaknya saja, sudah merupakan hal yang sangat luar biasa bagi Yakub. Dengan kerendahkan hati ia menolak kebaikan Esau. Yakub menggunakan anak-anaknya yang masih kurang kuat dan ternak yang masih menyusui sebagai alasan untuk menolak secara halus kebaikan hati kakaknya. Penolakan Yakub bukan karena tidak membutuhkan pertolongan, tetapi karena ia tahu diri. Ia sudah menerima banyak dari Esau, yaitu pengampunan dan pendamaian yang membuatnya bebas dari rasa bersalah.

Hari ini, kita akan bertemu dengan banyak orang dan banyak perkara, yang memungkinkan kita dilukai orang lain. Belajarlah untuk mengampuni dengan tulus agar hati kita menjadi sejahtera. Hati yang sejahtera menghasilkan pekerjaan yang sempurna. Sebaliknya, jika kita melukai hati seseorang dan kita mendapatkan pengampunan, maka hargai pengampunan itu dengan tidak mengulang kesalahan. Berikanlah yang terbaik bagi orang yang telah mengampuni kita.

 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :

Ajarlah aku ya Tuhan untuk menghargai perdamaian yang diberikan seseorang untukku.

 

bottom of page