top of page

MENGIKUTI TELADAN KRISTUS

 

Matius 5:1-12

1 Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. 2 Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: 3 “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah,karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. 4 Berbahagialah orang yang berdukacita,karena mereka akan dihibur. 5 Berbahagialah orang yang lemah lembut,karena mereka akan memiliki bumi. 6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran,karena mereka akan dipuaskan. 7Berbahagialah orang yang murah hatinya,karena mereka akan beroleh kemurahan. 8 Berbahagialah orang yang suci hatinya,karena mereka akan melihat Allah. 9 Berbahagialah orang yang membawa damai,karena mereka akan disebut anak-anak Allah. 10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran,karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. 11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. 12 Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.”

 

Sampai akhir hidupnya, Mohandas Karamchand Gandhi atau lebih dikenal dengan nama Mahatma Gandhi (1869-1948) mengikuti teladan Kristus. Padahal ia bukan seorang Kristen, melainkan seorang Hindu. Bahkan ajaran Mahatma Gandhi dalam pergerakannya, Satyagraha (hidup berpegang penuh pada kebenaran, kasih dan kejujuran) dan Ahimsa (pedoman berjuang tanpa kekerasan, kebencian dan paksaan) terilhami dari khotbah Tuhan Yesus di bukit.. Pengajaran Yesus yang sarat dengan kasih begitu merasuk dalam hidupnya, membuat Mahatma Gandhi memperjuangkan kemerdekaan India tanpa harus dengan kekerasan. Ia juga seorang aktivis yang menjunjung tinggi sikap toleransi kepada sesama manusia apa pun agamanya, walaupun banyak tantangan yang dihadapi bahkan ia pun meninggal karena dibunuh.

Ucapan bahagia yang Tuhan Yesus sampaikan di bukit kepada orang banyak, sangat bertolak belakang dengan apa yang manusia pikirkan pada umumnya. Orang yang berbahagia bukan karena banyaknya uang atau kekayaan yang dimiliki, bukan pula ketika hati sedang merasa senang. tetapi adalah orang yang mau merendahkan diri di hadapan Allah dan memiliki karakter Allah yang juga ada dalam diri Kristus sendiri. Sebagai pengikut Kristus, sudah saatnya kita melakukan apa yang Tuhan Yesus ajarkan. Memang kelihatannya begitu sulit untuk dilaksanakan, karena bagaimana mungkin orang yang miskin, berdukacita bahkan dianiaya karena melakukan kebenaran disebut berbahagia? Hidup sesuai dengan kehendak Allah dan mengikuti teladan Kristus yang sudah dinyatakan dalam firman-Nya membuat kita mampu untuk melakukannya.

Sobat Teruna, menjadi pribadi yang berbahagia adalah pilihan dalam hidup kita. Bukan karena sedang mengalami keadaan yang baik tetapi hanya karena Tuhan dan teladan yang diberikan-Nya yang membuat kita menjadi bahagia apapun keadaan yang kita alami.

 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :

Tuhan Yesus yang terkasih, aku mau mengikuti teladan kasih-Mu yang telah dinyatakan lewat kebenaran firman-Mu setiap hari.

 

bottom of page