top of page

BIJAK DENGAN WAKTU

 

Mazmur 90:1-12

1 Doa Musa, abdi Allah.Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kamiturun-temurun. 2 Sebelum gunung-gunung dilahirkan,dan bumi dan dunia diperanakkan,bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah. 3 E ngkau mengembalikan manusia kepada debu,dan berkata: “Kembalilah, hai anak-anak manusia!” 4 Sebab di mata-Mu seribu tahunsama seperti hari kemarin, apabila berlalu,atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam. 5 Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi,seperti rumput yang bertumbuh, 6 di waktu pagi berkembang dan bertumbuh,di waktu petang lisut dan layu. 7 Sungguh, kami habis lenyap karena murka-Mu,dan karena kehangatan amarah-Mu kami terkejut. 8Engkau menaruh kesalahan kami di hadapan-Mu,dan dosa kami yang tersembunyi dalam cahaya wajah-Mu. 9 Sungguh, segala hari kami berlalu karena gemas-Mu,kami menghabiskan tahun-tahun kami seperti keluh. 10 Masa hidup kami tujuh puluh tahundan jika kami kuat, delapan puluh tahun,dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan;sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap. 11 Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mudan takut kepada gemas-Mu? 12 Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian,hingga kami beroleh hati yang bijaksana.

 

Sobat Teruna, di saat orang berulang tahun, pada umumnya disampaikan ucapan, “Semoga panjang umur!” Tapi ada juga yang dengan bercanda berkata, “Kasihan, hidupmu sudah berkurang satu tahun.” Meskipun ucapan itu adalah candaan, kalau dipikir serius, ternyata ada benarnya juga lho, sob! Dengan berulang tahun artinya sisa umur hidup manusia di dunia akan berkurang dan bukan bertambah.

Ya, “Waktu adalah batas kehidupan” begitu kata pepatah. Kalau kata pemazmur, “di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu.” Setiap manusia, mau itu lelaki-perempuan, tua-muda, kaya-miskin, tidak berkuasa atas waktu. Sepandai-pandainya orang, tetap saja tidak dapat menghentikan jalannya waktu. Dengan kata lain, waktu adalah fakta yang menyatakan keterbatasan hidup manusia di dunia ini. Karena itu William Sakhespeare mengatakan “Apakah anda mencintai kehidupan? Maka jangan buang waktu karena waktu adalah penyusun kehidupan”.

Menyadari keterbatasan manusia yang tidak berkuasa atas waktu, karena waktu adalah milik Allah, maka sudah sepatutnya, hidup yang dijalankannya ini diserahkan hanya pada Tuhan, Sang Pencipta waktu. Caranya bagaimana? 1) Setia berlindung pada-Nya dan dibimbing oleh-Nya dengan selalu membangun hubungan baik dengan Allah; 2) Selalu bersyukur dalam segala hal yang kita wujudkan dengan tetap berjalan bersama Allah dalam situasi apa pun. Di tengah masalah sekalipun tetaplah berada dekat dengan Allah; dan juga sebaliknya tetap setia berjalan bersama Allah ketika rejeki melimpah. Dengan selalu mengingat Allah di segala situasi dan kondisi yang ada, kita akan dibimbing-Nya untuk tidak menyia-nyiakan waktu yang tidak mungkin dapat diputar kembali. Kesimpulannya, ketika kita akan memulai aktifitas; ingatlah untuk “hidup bijak seturut kehendak-Nya yang mengasihi kita senantiasa!”.

 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :

Tuhan Yesus ajarku untuk selalu bijak memanfaatkan setiap waktu yang Engkau anugerahkan.

 

bottom of page