top of page

DILUKIS DI TELAPAK TANGAN ALLAH


 

Yesaya 49 : 14-21

14 Sion berkata: “Tuhan telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku.” 15 Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya?Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. 16 Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku. 17 Orang-orang yang membangun engkau datang bersegera, tetapi orang-orang yang merombak dan merusak engkau meninggalkan engkau. 18 Angkatlah mukamu dan lihatlah ke sekeliling, mereka semua berhimpun datang kepadamu. Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan, sungguh, mereka semua akan kaupakai sebagai perhiasan, dan mereka akan kaulilitkan, seperti yang dilakukan pengantin perempuan. 19 Sebab tempat-tempatmu yang tandus dan sunyi sepi dan negerimu yang dirombak, sungguh, sekarang terlalu sempit untuk sekian banyak pendudukmu dan orang-orang yang mau menelan engkau akan menjauh. 20 Malahan, anak-anakmu yang kausangka hilang akan berkata kepadamu: “Tempat itu terlalu sempit bagiku, menyisihlah, supaya aku dapat diam di situ!” 21 Maka engkau akan berkata dalam hatimu: “Siapakah yang telah melahirkan sekaliannya ini bagiku? Bukankah aku bulus dan mandul, diangkut ke dalam pembuangan dan disingkirkan? Tetapi anak-anak ini, siapakah yang membesarkan mereka? Sesungguhnya, aku tertinggal seorang diri, tetapi mereka ini, dari manakah datangnya?”

 

Syair lagu “Setia-Mu, Tuhanku, Tiada Bertara”, digubah oleh Thomas Chisholm di tahun 1923. Ia hidup pas-pasan dari pekerjaannya sebagai petugas asuransi. Melalui karyanya tersebut, ia bertutur bagaimana Allah memelihara hidupnya sehingga dia senantiasa bersyukur dalam situasi apa pun. Universitas Cairn di Philadelphia, Amerika Serikat, bahkan menetapkan lagu ini sebagai himne resmi mereka.

Berbeda dengan penulis lagu di atas, bangsa Yehuda adalah bangsa yang berbalik dari jalan Allah ketika mereka terancam. Nasihat Yesaya kepada raja-raja Yehuda untuk percaya kepada Tuhan saja sebagai tempat perlindungan dari segala musuh tidak diindahkan (pasal 7:3-7, 30:1-17). Mereka menyembah berhala dan memberontak terhadap Allah. Seratus lima puluh tahun kemudian, Yerusalem runtuh. Kota dan tembok-temboknya hancur oleh penaklukan bangsa Babilonia. Barang-barang mereka dijarah dan mereka diasingkan dan dijadikan tawanan di Babel.

Sobat Teruna, bacaan kita hari ini berbicara tentang masa depan baru yang Allah sediakan bagi mereka yang menyandarkan hidup hanya kepada-Nya. Sebesar apa pun pemberontakan, kasih Allah amatlah besar melebihi kasih ibu kepada anaknya. Bukti kasih-Nya yang besar adalah Dia melukiskan umat-Nya di telapak tangan-Nya sehingga Ia tak kan melupakan mereka.

Sobat, sesulit apa pun keadaan kita di tahun yang lalu, Tuhan selalu menyertai kita. Keharmonisan keluarga yang terancam hancur, persahabatan yang merenggang atau apa pun masalah pada hubungan dengan sesama, jangan pernah lari meninggalkan Tuhan. Ungkapkan kegelisahan atau harapan kita hanya kepada Tuhan. Mari menatap hari-hari di depan kita dengan senyum sukacita, karena Tuhan telah melukis kita di telapak tangan-Nya. Jangan kuatir, Dia selalu mengingat kita.

 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :

Tuhan yang setia, di depanku terbentang hari-hari yang penuh rahasia, tetapi aku akan berjalan dalam kepastian bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan dan melupakan aku.

 

bottom of page