SIAPAKAH SESAMAKU?

Lukas 10 : 25-34
25 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: “Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” 26 Jawab Yesus kepadanya: “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?” 27 Jawab orang itu: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” 28 Kata Yesus kepadanya: “Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.” 29 Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: “Dan siapakah sesamaku manusia?” 30 Jawab Yesus: “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. 31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. 32 Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. 33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. 34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.”
Siapakah sesamaku manusia? Menurut sobat Teruna, siapa sih sesama manusia itu? Orang-orang yang kita temui di gerejakah? Teman-teman kita di IHMPT? Atau orang-orang yang sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari?
Sobat Teruna, Tuhan Yesus menceritakan sebuah kisah tentang seseorang yang melakukan perjalanan dari Yerusalem ke Yerikho. Di tengah perjalanan orang tersebut dirampok habis-habisan dan ditinggalkan begitu saja setelah dibuat babak belur. Dalam keadaan setengah sadar, lewatlah tiga orang di tempat tersebut. Seorang imam, seorang dari suku Lewi dan terakhir seorang Samaria. Kedua orang pertama berlalu begitu saja walaupun mereka melihat ada orang yang sedang sekarat. Orang ketiga yang lewat tidak diharapkan akan memberikan pertolongan pada orang yang menderita tersebut, karena orang Samaria adalah orang yang dibenci dan dimusuhi oleh orang Yahudi. Pikirnya pastilah orang Samaria itu tidak akan mau memberikan pertolongan. Ironis, ternyata justru orang Samaria tersebutlah yang menolongnya. Atas dasar kasih dan kerendahan hati, orang Samaria itu mau menolong orang Yahudi tersebut.
Sobat Teruna, siapakah sesamaku manusia bukanlah orang yang sama dengan kita. Setiap orang yang kita jumpai dalam kehidupan kita adalah sesama kita. Seperti yang Tuhan Yesus katakan di ayat 27 bacaan kita, wujud dari sebuah kasih adalah bukan hanya sebuah perasaan saja namun harus disertai dengan tindakan (ayat 28). Ada banyak orang yang butuh uluran tangan kasih kita di sekolah, di gereja, di jalanan dan di mana pun kita berada. Mari kita mulai mempraktekkan kasih bagi orang-orang sekitar kita, tetangga kita, teman kita bahkan orang di tengah jalan sekali pun.
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :
Ajarku untuk tidak mudah berjanji dan ajarku untuk setia menepati janji yang telah diucapkan ya Tuhan.