top of page

MENERUSKAN YANG TERTUNDA


 

1 Raja-Raja 5 : 13-18

13 Raja Salomo mengerahkan orang rodi dari antara seluruh Israel, maka orang rodi itu ada tiga puluh ribu orang. 14 Ia menyuruh mereka ke gunung Libanon, sepuluh ribu orang dalam sebulan berganti-ganti: selama sebulan mereka ada di Libanon, selama dua bulan di rumah. Adoniram menjadi kepala rodi. 15 Lagipula Salomo mempunyai tujuh puluh ribu kuli dan delapan puluh ribu tukang pahat di pegunungan, 16 belum terhitung para mandur kepala Salomo yang mengepalai pekerjaan itu, yakni tiga ribu tiga ratus orang banyaknya, yang mengawasi rakyat yang mengerjakan pekerjaan itu. 17 Dan raja memerintahkan supaya mereka melinggis batu yang besar, batu yang mahal-mahal untuk membuat dasar rumah itu dari batu pahat. 18 Maka tukang-tukang Salomo dan tukang-tukang Hiram serta orang-orang Gebal memahat dan menyediakan kayu dan batu untuk mendirikan rumah itu..

 

Sebagai orang tua, dalam masa hidupnya ada banyak harapan dan keinginan untuk dikerjakan. Biasanya jika orang tua tidak mampu atau tidak sempat lagi melakukan yang mereka ingin lakukan, harapannya adalah agar anak-anak mereka bisa melakukan atau meneruskannya.

Hal ini terjadi dalam kehidupan Salomo sebagai seorang raja menggantikan ayahnya Daud. Ada beberapa hal dalam masa kepemimpinan Daud yang tidak tidak dapat diselesaikannya. Salah satunya mendirikan bait suci. Salomo tahu bahwa ayahnya, Daud memiliki kerinduan untuk bisa mendirikan bait Allah. Harapannya agar kelak umat Israel bisa beribadah di situ. Namun sayang, Tuhan tidak menghendakinya (ay. 3). Itu sebabnya Salomo bertekad untuk mendirikan sebuah rumah bagi nama TUHAN, seperti yang dijanjikan TUHAN kepada ayahnya (ay. 5). Langkah Salomo dalam hal ini bijaksana. Ia mengikuti apa yang menjadi kehendak TUHAN untuk kepentingan orang Israel, namun ia juga ingin meneruskan apa yang menjadi keinginan ayahnya. Dalam mewujudkan pekerjaan ini, Salomo diberikan hikmat oleh Tuhan agar segala pekerjaanya berhasil dan terciptanya damai (ay. 12). Salomo mulai mempersiapkan segalanya. Mulai dengan para pekerja di antara orang Israel, strategi pembangunan dan segala kebutuhan untuk membangun bait suci itu (ay. 13-18). Kalau kita melihat hasil akhirnya, bacaan selanjutnya menjelaskan bahwa rumah yang didirikan bagi Tuhan besar dan megah. Semua dapat dilakukan Salomo karena hikmat TUHAN serta kerja sama dan pembagian tugas yang baik kepada para pekerja.

Hari ini kita belajar: Pertama, menyenangkan hati orang tua dengan meneruskan pekerjaanya adalah sikap yang bijak. Kedua, sehebat apa pun, kita tetap memerlukan Tuhan dan kerja sama dengan orang lain.

 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :

Tuntun aku ya Tuhan, agar dapat meneruskan segala harapan baik yang dimiliki oleh orang tuaku.

 

bottom of page