KAMU SANGAT BERARTI, ISTIMEWA DI HATI

Imamat 25 : 23-28
23 “Tanah jangan dijual mutlak, karena Akulah pemilik tanah itu, sedang kamu adalah orang asing dan pendatang bagi-Ku. 24 Di seluruh tanah milikmu haruslah kamu memberi hak menebus tanah. 25 Apabila saudaramu jatuh miskin, sehingga harus menjual sebagian dari miliknya, maka seorang kaumnya yang berhak menebus, yakni kaumnya yang terdekat harus datang dan menebus yang telah dijual saudaranya itu. 26 Apabila seseorang tidak mempunyai penebus, tetapi kemudian ia mampu, sehingga didapatnya yang perlu untuk menebus miliknya itu, 27 maka ia harus memasukkan tahun-tahun sesudah penjualannya itu dalam perhitungan, dan kelebihannya haruslah dikembalikannya kepada orang yang membeli dari padanya, supaya ia boleh pulang ke tanah miliknya. 28 Tetapi jikalau ia tidak mampu untuk mengembalikannya kepadanya, maka yang telah dijualnya itu tetap di tangan orang yang membelinya sampai kepada tahun Yobel; dalam tahun Yobel tanah itu akan bebas, dan orang itu boleh pulang ke tanah miliknya.”.
“We are best friend forever, ya.” “Kamu dan aku saudara.” “Kamu saudaraku. Jadi jangan sungkan ya.” Masih banyak kata-kata yang mengungkapkan rasa berbagi dan berbela rasa dengan sesama, terlebih kepada saudara kita. Namun, saat ini sepertinya kalimat ini mulai terasa klise untuk dibuktikan karena ketika persoalan mereka begitu berat dan kita dimintai pertolongan, kita mulai perhitungan.
Sobat Teruna, melalui firman Tuhan hari ini, kita diingatkan untuk mengasihi orang tanpa batas, tanpa ukuran dan tanpa perhitungan karena sejatinya apa yang kita punya adalah milik Tuhan. Jika memang kita saat ini diberikan kelebihan oleh Tuhan, hendaklah kita juga berpadanan dengan mencukupkan orang lain dari kelebihan yang kita terima. Apalagi dengan saudara kita sendiri. Tuhan menginginkan kita untuk tidak menambah beban saudara kita yang tengah berkekurangan dengan praktik untung-rugi yang kita ciptakan karena Tuhan tidak pernah berhitung keuntungan saat Ia memberikan berkat-Nya kepada kita.
Memberi dengan tulus hati, menolong dengan sukarela adalah praktik berbagi kasih yang kini memang telah jarang dilakukan karena kerasnya kehidupan. Namun, kita sebagai generasi muda harus bisa melawannya agar di masa mendatang, kita bisa hidup berdampingan, tolong menolong, penuh kasih, hangat dan damai. Dengan keikhlasan berbagi, kita sebenarnya telah meruntuhkan tembok perbedaan kasta yang diciptakan oleh apa yang melekat pada kita.
Sobat Teruna, dari hal kecil yang kita lakukan dalam hidup bersama maka akan membawa dampak yang besar nantinya. Mari kita menjadi seorang sahabat yang menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran karena mereka sangat berarti dan istimewa di hati. Selamat berbagi kasih!
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :
Ya Bapa Sumber kasih dan berkat, aku bersyukur karena Engkau memberkati aku setiap saat. Tuntun aku untuk senantiasa setia menjadi saluran berkat-Mu.