BELAJAR UNTUK SETIA DAN TAAT

Markus 15 : 20b-32
20b Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan. 21 Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. 22 Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota, yang berarti: Tempat Tengkorak. 23 Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepada-Nya, tetapi Ia menolaknya. 24 Kemudian mereka menyalibkan Dia, lalu mereka membagi pakaian-Nya dengan membuang undi atasnya untuk menentukan bagian masing-masing. 25 Hari jam sembilan ketika Ia disalibkan. 26 Dan alasan mengapa Ia dihukum disebut pada tulisan yang terpasang di situ: “Raja orang Yahudi”. 27 Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan-Nya dan seorang di sebelah kiri-Nya. [28 Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi: “Ia akan terhitung di antara orang-orang durhaka.”] 29 Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia, dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata: “Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, 30 turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!” 31 Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli Taurat mengolok-olokkan Dia di antara mereka sendiri dan mereka berkata: “Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! 32 Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat dan percaya.” Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela Dia juga.
Perayaan Jumat Agung di San Fernando Filipina berlangsung dengan cara unik. Puluhan laki-laki akan mulai mencambuki diri dan punggung mereka sendiri sampai mengeluarkan darah. Sementara beberapa yang lain akan mulai disalib dengan tangan yang dipaku ke kayu salib. Mereka digantung seperti Yesus, namun ada tempat kaki untuk berpijak. Saat saya membaca artikel ini beberapa tahun yang lalu, maka yang muncul pertama kali adalah kengerian dan kesakitan. Jikalau saya adalah warga San Fernando, tentu saja saya akan berpikir berulang-ulang terhadap budaya lokal ini. Jika saya berada dalam arak-arakan warga San Fernando, maka saya akan putuskan untuk segera berhenti dan balik arah.
Sobat Teruna, rupanya siksaan yang dialami Yesus bukan hanya fisik. Bacaan kita hari ini menjelaskan bahwa Yesus pun mengalami siksaan mental. Dia dipermalukan dan direndahkan. Dia dibully, diejek, diludahi, didorong sehingga jatuh berulang kali dengan beban balok salib yang berat di pundak-Nya. Belum pula cukup, Yesus ditelanjangi, dan diberi minum anggur asam. Hukuman mati dengan penyaliban biasanya digunakan bagi budak dan penjahat kelas rendah. Sampai sedemikian hinanya Yesus diperlakukan. Namun, Yesus tidak menolak semuanya itu. Yesus taat kepada Bapa-Nya, bahkan taat bahkan sampai mati di kayu salib (Fil 2:8).
Hari ini adalah Jumat Agung. Perjalanan penderitaan Yesus sampai di kayu salib hendak mengajak kita untuk belajar taat dan setia kepada apa yang hendak dan harus kita selesaikan. Berhenti atau mundur bukanlah pilihan. Yesus taat dan setia untuk sesuatu yang sangat berharga bagi-Nya, yaitu keselamatan manusia. Kita taat dan setia kepada Yesus untuk sesuatu yang sangat berharga, yaitu kehidupan yang kekal.
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :
Bapa, tolong aku untuk tetap dapat taat dan setia, dan mempraktekkannya secara konsisten dalam kehidupanku sehari-hari.