top of page

BERBAGI DALAM KASIH


 

Imamat 19 : 1-10

1 Tuhan berfirman kepada Musa: 2 “Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, kudus. 3 Setiap orang di antara kamu haruslah menyegani ibunya dan ayahnya dan memelihara hari-hari sabat-Ku; Akulah Tuhan, Allahmu. 4 Janganlah kamu berpaling kepada berhala-berhala dan janganlah kamu membuat bagimu dewa tuangan; Akulah Tuhan, Allahmu. 5 Apabila kamu mempersembahkan korban keselamatan kepada Tuhan, kamu harus mempersembahkannya sedemikian, hingga Tuhan berkenan akan kamu. 6 Dan haruslah itu dimakan pada hari mempersembahkannya atau boleh juga pada keesokan harinya, tetapi apa yang tinggal sampai hari yang ketiga haruslah dibakar habis. 7 Jikalau dimakan juga pada hari yang ketiga, maka itu menjadi sesuatu yang jijik dan Tuhan tidak berkenan akan orang itu. 8 Siapa yang memakannya, akan menanggung kesalahannya sendiri, karena ia telah melanggar kekudusan persembahan kudus yang kepada Tuhan. Nyawa orang itu haruslah dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya. 9 Pada waktu kamu menuai hasil tanahmu, janganlah kau sabit ladangmu habis-habis sampai ke tepinya, dan janganlah kau pungut apa yang ketinggalan dari penuaianmu. 10 Juga sisa-sisa buah anggurmu janganlah kaupetik untuk kedua kalinya dan buah yang berjatuhan di kebun anggurmu janganlah kau pungut, tetapi semuanya itu harus kau tinggalkan bagi orang miskin dan bagi orang asing; Akulah Tuhan, Allahmu.

 

Banyak orang yang menjalani hidupnya dengan bersungut-sungut. Tidak pernah bersyukur dan selalu mengeluh. Ketika dia hadir ke suatu tempat, kehadirannya membuat suasana jadi tidak menyenangkan. Mengapa demikian? Karena mereka hanya memandang kepada diri sendiri, selalu membandingkan diri dengan orang lain. Tidak pernah merasa cukup, selalu kurang. Dan pada umumnya, setiap orang yang menjalani hidup seperti ini, hidupnya jauh dari kata berbagi. Kata-kata favoritnya adalah “untuk apa memikirkan orang lain, diri sendiri saja masih kekurangan.”


Sobat Teruna, mari kita mengubah cara pandang. Jikalau selama ini perhatian kita lebih terfokus pada tayangan-tayangan yang ada di media sosial dan di lingkungan sekitar yang menawarkan kemewahan dan kesenangan, perlahan-lahan kita akan seperti cerita di atas. Firman Tuhan hari ini mengajak kita untuk belajar memandang kepada Allah. Bagaimana caranya? Pertama, belajarlah untuk selalu bersyukur, apapun kondisi kita. Ucapkanlah terima kasih pada Tuhan untuk hari ini. Saat mengalami kesulitan, berdoalah dan katakan Tuhan Yesus, apa yang harus aku lakukan saat ini, apa yang ingin Tuhan ajarkan padaku. Berikan aku hati yang sabar ya Tuhan Yesus. Belajarlah untuk selalu tersenyum walaupun kita sedang ada masalah atau merasa sedih. Kedua, bersyukurlah untuk orangtua yang kita punyai. Bagaimanapun keadaan orangtua, sayangi dan hormatilah mereka. Bantulah mereka melalui perilaku yang baik dan menyenangkan Tuhan. Ringankan beban orangtua dengan belajar sungguh-sungguh, jaga diri, jaga perilaku, jaga ucapan. Jangan biarkan diri jatuh dalam masalah narkoba, judi, perkelahian, dan masalah remaja lainnya. Manfaatkan waktu yang Tuhan berikan untuk bisa bersama-sama dengan orangtua. Apakah sobat Teruna berani mencobanya? Masing-masing berusahalah menjadi orang pertama yang mempraktekkannya.


 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :

Aku mau bersyukur untuk setiap apa yang telah Engkau berikan, ya Tuhan. Ajar aku untuk melihat kebutuhan orang lain dan menanyakan diriku apa yang bisa aku lakukan kepada mereka.

 

bottom of page