top of page

KETIKA TANGAN MEMBERI!


 

Ulangan 15 : 1-11

1 “Pada akhir tujuh tahun engkau harus mengadakan penghapusan hutang. 2 Inilah cara penghapusan itu: setiap orang yang berpiutang harus menghapuskan apa yang dipinjamkannya kepada sesamanya; janganlah ia menagih dari sesamanya atau saudaranya, karena telah dimaklumkan penghapusan hutang demi Tuhan. 3 Dari seorang asing boleh kautagih, tetapi piutangmu kepada saudaramu haruslah kauhapuskan. 4 Maka tidak akan ada orang miskin di antaramu, sebab sungguh Tuhan akan memberkati engkau di negeri yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu untuk menjadi milik pusaka, 5 asal saja engkau mendengarkan baik-baik suara Tuhan, Allahmu, dan melakukan dengan setia segenap perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini. 6 Apabila Tuhan, Allahmu, memberkati engkau, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, maka engkau akan memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak akan meminta pinjaman; engkau akan menguasai banyak bangsa, tetapi mereka tidak akan menguasai engkau. 7 Jika sekiranya ada di antaramu seorang miskin, salah seorang saudaramu di dalam salah satu tempatmu, di negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu, maka janganlah engkau menegarkan hati ataupun menggenggam tangan terhadap saudaramu yang miskin itu, 8 tetapi engkau harus membuka tangan lebar-lebar baginya dan memberi pinjaman kepadanya dengan limpahnya, cukup untuk keperluannya, seberapa ia perlukan. 9 Hati-hatilah, supaya jangan timbul di dalam hatimu pikiran dursila, demikian: Sudah dekat tahun ketujuh, tahun penghapusan hutang, dan engkau menjadi kesal terhadap saudaramu yang miskin itu dan engkau tidak memberikan apa-apa kepadanya, maka ia berseru kepada Tuhan tentang engkau, dan hal itu menjadi dosa bagimu. 10 Engkau harus memberi kepadanya dengan limpahnya dan janganlah hatimu berdukacita, apabila engkau memberi kepadanya, sebab oleh karena hal itulah Tuhan, Allahmu, akan memberkati engkau dalam segala pekerjaanmu dan dalam segala usahamu. 11 Sebab orang-orang miskin tidak hentinya akan ada di dalam negeri itu; itulah sebabnya aku memberi perintah kepadamu, demikian: Haruslah engkau membuka tangan lebar-lebar bagi saudaramu, yang tertindas dan yang miskin di negerimu.”

 

Dodi tampak ceria. Suaranya lantang ketika memuji Tuhan. Hari ini dia sudah tampak sama dengan teman-teman teruna lainnya. Bajunya bersih, tidak kumuh seperti saat baru masuk IHMPT minggu lalu. Rambutnya tersisir rapi, tampak seperti habis potong rambut. Teman teman teruna pun sudah tak canggung juga ketika harus menyanyi dan menggandeng tangannya. Siapa Dodi? Kenapa penampilannya berubah?


Minggu lalu sesuai dengan firman Tuhan, ada aksi berbagi. Setiap adik teruna diminta membawa barang untuk diberikan kepada teman yang menurut mereka layak menerimanya. Yang mengherankan Dodi menerima barang paling banyak. Menurut ceritanya, apa yang dia pakai hari ini adalah pemberian teman temannya minggu lalu. Dodi adalah pemulung. Meskipun usianya masih usia sangat muda, setiap hari setelah pulang sekolah, dia membantu ayahnya mencari nafkah dengan mengumpulkan barang barang bekas. Dia rajin ke IHMPT dan tidak malu atau minder dengan keberadaannya.


Sobat Teruna, kisah di atas adalah contoh konkrit pelaksanaan firman Tuhan hari ini, yang mengajak kita untuk memberi kepada saudara kita yang berkekurangan, bahkan menghapus hutangnya. Dari pembacan hari ini ada beberapa catatan penting. Pertama,Tuhan memerintahkan kita untuk menghapus hutang saudara yang miskin (ayat 3, 8). Kedua, Tuhan berjanji akan memberkati kita (ayat 4). Ketiga, kita akan meminjamkan, tetapi kita tidak akan pernah meminjam. Artinya Tuhan berjanji kita tidak akan pernah kekurangan (ayat 6).


Sobat Teruna, nyata sekali kan, bahwa Tuhan kalau meminta kita melakukan sesuatu, Dia juga menyertai dengan janji berkat. Bagaimana, siapkah kita menerima berkat?


 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :

Terima kasih Tuhan, hari ini aku diajar untuk bermurah hati dan menerapkan sila ke 5, Pancasila: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

 

bottom of page