KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

Ulangan 16 : 18-20
18 “Hakim-hakim dan petugas-petugas haruslah kauangkat di segala tempat yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu, menurut suku-sukumu; mereka harus menghakimi bangsa itu dengan pengadilan yang adil. 19 Janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah memandang bulu dan janganlah menerima suap, sebab suap membuat buta mata orang-orang bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang benar. 20 Semata-mata keadilan, itulah yang harus kaukejar, supaya engkau hidup dan memiliki negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu.”
Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia
Judul di atas sungguh familier di telinga sobat Teruna. Ya, itu adalah bunyi dari sila ke-2 Pancasila. Tetapi apakah kita pernah mengulik arti manusia yang ADIL dan BERADAB? Adil berarti tindakan yang didasarkan atas norma yang obyektif/tidak sewenang-wenang, sedangkan beradab berarti berbudaya atau hidup berlandaskan nilai-nilai budaya, sosial yang ada di masyarakat.
Musa menulis kitab Ulangan untuk mengajarkan dan menjelaskan aplikasi sepuluh hukum taurat Tuhan, kepada bangsa Israel untuk diketahui, dilakukan, diingat dan diajarkan bergenerasi-generasi berikutnya hingga kini. Pada pasal 16, Musa menjelaskan bahwa setiap kota nantinya harus memiliki pengadilan serta mengangkat hakim yang adil (ay.18). Menurutnya, hidup benar di hadapan Tuhan bukan saja pada saat beribadah di depan Tabut Perjanjian (kemah pertemuan, saat itu di gurun) atau nanti di Bait Allah (setelah masuk ke Tanah Perjanjian); namun hidup yang benar harus terjadi dalam kehidupan sehari-hari terutama di muka pengadilan (ay. 19) Dengan begitu Tuhan akan melimpahkan kesejahteraan bagi bangsa Israel (ay. 20).
Bangsa Israel, tidak akan mampu mengamalkan hukum taurat ke-5 sampai 10 (hidup adil bersosial) sebelum mengamalkan hukum taurat ke-1 sampai 4 (hidup bersama Tuhan; Kel 20, Ul 6:4-5). Kita pun begitu, bangsa Indonesia tidak bisa mengamalkan sila ke-2 sebelum mengamalkan sila ke-1, dan tidak akan terjadi situasi di sila-ke-3 sebelum mengamalkan sila ke-2. Hari ini dan seterusnya, maukah sobat Teruna menjadi manusia Indonesia yang adil dan beradab? Mari cintai Tuhanmu terlebih dahulu dan refleksikan cinta itu dengan berbuat adil kepada sesama.
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :
Bapa, berbagai peradaban pesat di dunia ini tidaklah mampu mengalahkan peradaban yang ditetapkan-Mu dari semula. Aku mau mencintai-Mu terlebih dahulu sebelum aku mampu menjadi manusia yang adil dan beradab di Indonesia tercinta.