top of page

FILOSOFI SAPU LIDI


 

Kisah Para Rasul 2 : 41-47

41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. 42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. 43 Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. 44 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, 45 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. 46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, 47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia

 

Sobat Teruna, tentunya kita masih ingat bahwa setelah Yesus naik ke sorga, maka Roh Kudus pun turun di hari Pentakosta. Dalam Kisah Para Rasul ditekankan betapa pentingnya peran Roh Kudus dalam kehidupan umat. Salah satu peran Roh Kudus ialah memimpin dan menuntun umat ke arah yang lebih baik (bdk. Kisah 8: 29 & 39). Itu sebabnya, jika kita telah menerima Roh Kudus, seharusnya kehidupan kita sehari-hari dapat menjadi bukti bahwa Roh Kudus ada dalam diri kita.


Bacaan kita hari ini ingin menyampaikan bahwa ciri-ciri orang yang hidupnya dituntun atau dipimpin oleh Roh Kudus ialah ia akan hidup tekun pada ajaran firman Tuhan, yaitu hidup saling mengasihi, senantiasa berdamai, rela hati ketika membantu, saling tolong-menolong (ay. 44,45), serta setia hidup beribadah dan bersekutu dengan Kristus (ay.42). Firman Tuhan ini disampaikan karena kehidupan umat Tuhan pada waktu itu seringkali masih mementingkan kepentingan pribadinya. Mereka merasa bahwa hidupnya tidak membutuhkan orang lain. Itu sebabnya, terkadang kita perlu memiliki filosofi hidup seperti “Sapu Lidi”.


Coba kita perhatikan, sebatang lidi baru akan BERMANFAAT dan KUAT ketika ia bersatu dengan lidi-lidi lainnya. Dan yang menarik bahwa “Sapu Lidi” akan tetap disebut sebagai “Sapu Lidi” walau terdiri dari lidi yang panjang atau pendek, bahkan besar atau kecil asalkan mereka tetap dipersatukan oleh sebuah tali/pengikat. Dalam kehidupan umat percaya tali pegikat yang mempersatukan itu ialah Roh Kudus. Kita hanya perlu memberi diri dengan kerelaan untuk dituntun Roh Kudus, agar dapat menjadi alat pemersatu. Dengan demikian kita akan menjadi pribadi yang berarti bagi banyak orang.



 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :

Ya Tuhan, biarlah Roh-Mu yang Kudus, senantiasa menuntunku menjadi alat pemersatu bagi dunia, yang dimulai dari pergaulanku sehari-hari.

 

bottom of page