INI AKU,TUHAN UTUSLAH AKU

2 Korintus 8: 16-19
16 Syukur kepada Allah, yang oleh karena kamu mengaruniakan kesungguhan yang demikian juga dalam hati Titus untuk membantu kamu. 17 Memang ia menyambut anjuran kami, tetapi dalam kesungguhannya yang besar itu ia dengan sukarela pergi kepada kamu. 18 Bersama-sama dengan dia kami mengutus saudara kita, yang terpuji di semua jemaat karena pekerjaannya dalam pemberitaan Injil. 19 Dan bukan itu saja! Ia juga telah ditunjuk oleh jemaat-jemaat untuk menemani kami dalam pelayanan kasih ini, yang kami lakukan untuk kemuliaan Tuhan dan sebagai bukti kerelaan kami.
Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia
Siapa yang mau diutus? Pernyataan ini sering kita dengar dalam setiap renungan atau khotbah tentang tugas yang diberikan Tuhan kepada seseorang. Namun bagaimana kita memahami arti pengutusan yang sesungguhnya? Kalau kita berkata tentang pengutusan, maka ada pihak yang mengutus dan ada pihak yang diutus. Tentu yang diutus itu adalah seseorang yang mau mengerjakan tugas dari yang mengutusnya. Misalnya, kepala sekolah salah satu SMP Negeri di Makassar mengutus ketua OSIS-nya mengikuti pertemuan seluruh ketua OSIS SMP tingkat nasional di Jakarta. Maka, yang diutus itu harus bisa menyampaikan aspirasi dari sekolahnya atau bahkan aspirasi dari seluruh SMP di kota Makassar.
Sobat Teruna, bacaan kita hari ini menunjukkan bagaimana kerelaan hati Titus melaksanakan pengutusan yang dipercayakan kepadanya oleh Paulus untuk membantu jemaat di Korintus. Titus adalah anak rohani Paulus yang rela mengerjakan tugas pekabaran Injil dan pelayanan kasih untuk kemuliaan nama Tuhan. Sama seperti Paulus, jelas sekali Titus melaksanakan tugas pengutusan ini dengan sungguh-sungguh dan sama sekali tidak mencari keutungan pribadi dari pelayanan kasih tersebut. Sebaliknya, apa yang Titus lakukan adalah untuk membantu pelayanan di tengah-tengah jemaat Korintus.
Sobat Teruna, bila kita merasa bahwa diri kita juga diutus oleh Tuhan untuk suatu pelayanan kasih di tengah gereja dan masyarakat, maka marilah kita melakukannya dengan penuh kerelaan dan kesungguhan. Mari kita menjadi mitra Allah untuk memperkenalkan kasih-Nya bagi sesama kita, sehingga kehadiran kita membawa sukacita dan damai sejahtera bagi sesama kita.
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :
Ya Tuhan, utuslah aku menjadi alat di tangan-Mu agar hatiku tulus dan sungguh-sungguh untuk melayani-Mu.