MENASIHATI BUKAN MENGHAKIMI

Ayub 4: 1-11
1 Maka berbicaralah Elifas, orang Téman: 2 “Kesalkah engkau, bila orang mencoba berbicara kepadamu? Tetapi siapakah dapat tetap menutup mulutnya? 3 Sesungguhnya, engkau telah mengajar banyak orang, dan tangan yang lemah telah engkau kuatkan; 4 orang yang jatuh telah dibangunkan oleh kata-katamu, dan lutut yang lemas telah kau kokohkan; 5 tetapi sekarang, dirimu yang tertimpa, dan engkau kesal, dirimu terkena, dan engkau terkejut. 6 Bukankah takutmu akan Allah yang menjadi sandaranmu, dan kesalehan hidupmu menjadi pengharapanmu? 7 Camkanlah ini: siapa binasa dengan tidak bersalah dan di manakah orang yang jujur dipunahkan? 8 Yang telah kulihat ialah bahwa orang yang membajak kejahatan dan menabur kesusahan, ia menuainya juga. 9 Mereka binasa oleh nafas Allah, dan lenyap oleh hembusan hidung-Nya. 10 Singa mengaum, singa meraung --patahlah gigi singa-singa muda. 11 Singa binasa karena kekurangan mangsa,dan anak-anak singa betina bercerai-berai.
Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia
Orang Yahudi meyakini bahwa ketidaktaatan selalu berujung pada kutuk atau keadaan yang tidak diberkati oleh Allah. Orang yang setia dan taat melakukan kehendak TUHAN, akan dipelihara dan diberkati oleh-Nya. Sedangkan orang yang tidak setia dan tidak taat melakukan kehendak TUHAN, akan dihukum dan binasa. Keyakinan ini dikaitkan Elifas, sahabat Ayub, dengan keadaan yang sedang dialami oleh Ayub.
Bacaan hari ini menceritakan tentang nasihat yang disampaikan oleh Elifas kepada Ayub. Elifas memakai bahan ajaran orang Israel bahwa Allah menghukum orang yang berbuat jahat. Jadi menurut Elifas, Ayub menderita karena kesalahan yang sudah dilakukan olehnya. Elifas juga mengingatkan Ayub bahwa Ayub sudah dikenal sebagai penasihat dan pemimpin yang kata-kata dan perbuatannya sudah menolong banyak orang di masa lalu. Elifas mengajak Ayub untuk menyadari kesalahan yang mungkin dia lakukan, tetapi juga mendorongnya untuk mengingat potensi dirinya agar dia mampu menghadapi pergumulan dan penderitaan yang menimpanya. Meskipun demikian, Elifas pun seharusnya menegur dalam kasih, tanpa menghakimi Ayub.
Sebagai orang percaya kita juga diajak untuk menjadi penolong bagi teman yang sedang kesusahan. Salah satu hal yang bisa kita lakukan adalah menasihati dan menopang mereka agar kuat menghadapi keadaan sulit. Bacaan ini mengajarkan kita untuk menasihati tanpa menghakimi; menasihati dalam kasih Tuhan.
Sobat Teruna, sudahkah kita menjadi penolong bagi teman yang kesusahan? Mari menolong teman yang susah dengan cara menegur dalam kasih dan menopang mereka agar kuat menghadapi tiap keadaan sulit.
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :
Tuhan Yesus, beri aku hati yang sedia menolong teman yang susah dan hikmat untuk menasihati dengan baik.