top of page

GOD’S LOVE BEHIND SUFFERING


 

Ayub 5: 17-27

17 Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah;sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa. 18 Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula. 19 Dari enam macam kesesakan engkau diluputkan-Nya dan dalam tujuh macam engkau tidak kena malapetaka. 20 Pada masa kelaparan engkau dibebaskan-Nya dari maut, dan pada masa perang dari kuasa pedang. 21 Dari cemeti lidah engkau terlindung,dan engkau tidak usah takut, bila kemusnahan datang. 22 Kemusnahan dan kelaparan akan kau tertawakand an binatang liar tidak akan kautakuti. 23 Karena antara engkau dan batu-batu di padang akan ada perjanjian,dan binatang liar akan berdamai dengan engkau. 24 Engkau akan mengalami, bahwa kemahmu aman dan apabila engkau memeriksa tempat kediamanmu, engkau tidak akan kehilangan apa-apa. 25 Engkau akan mengalami, bahwa keturunanmu menjadi banyak dan bahwa anak cucumu seperti rumput di tanah. 26 Dalam usia tinggi engkau akan turun ke dalam kubur, seperti berkas gandum dibawa masuk pada waktunya. 27 Sesungguhnya, semuanya itu telah kami selidiki, memang demikianlah adanya; dengarkanlah dan camkanlah itu!”

Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia

 

Joy is not necessarily the absence of sufferring, it is the presence of God. Kalimat bijak ini menunjuk pada sukacita yang dirasakan orang percaya. Orang percaya bersukacita bukan karena mereka tidak berjumpa dengan penderitaan, tetapi mereka bersukacita karena percaya bahwa dibalik derita sekalipun ada TUHAN.


Inilah isi nasihat Elifas kepada Ayub yakni orang yang menderita adalah orang yang berbahagia. Mengapa? Sebab penderitaan dapat pula berarti teguran dari Allah. Dan teguran Allah tidak boleh ditolak. “Karena Dia-lah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula (ay. 18).” Nasihat ini menolong Ayub untuk terus percaya bahwa dibalik derita sekalipun Allah hadir, dan IA menyediakan kebaikan di balik berbagai derita / pergumulan.


Bagaimana kita menghayati kebenaran firman Tuhan ini? Banyak orang di luar sana yang masih putus asa dan kehilangan harapan ketika dijumpakan dengan penderitaan. Mengapa? Karena mereka memfokuskan pikiran dan diri mereka kepada derita itu, lalu mengabaikan atau lupa dengan kehadiran TUHAN dalam hidup yang mereka jalani. Tidak mengherankan jika mereka menjadi lemah dan tak berdaya menghadapi penderitaan. Tetapi sobat Teruna, melalui bacaan hari ini kita diajak untuk mengarahkan pikiran kepada TUHAN ketika menghadapi situasi yang sulit. Saat kita memfokuskan pikiran dan diri kita kepada TUHAN, maka kita punya kekuatan untuk melangkah menghadapi derita itu dalam keyakinan iman bahwa Allah selalu hadir untuk menolong dan memampukan kita bahkan DIA menyediakan kebaikan bagi hidup kita.


So, percayakah kita bahwa dalam derita sekalipun, TUHAN hadir dan berkarya?

 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :

Syukur untuk kehadiran Tuhan dalam hidupku. Mampukan aku Tuhan untuk terus percaya bahwa Engkau selalu hadir, bahkan dalam derita sekalipun.

 

bottom of page