top of page

MENJADI PEMIMPIN YANG BAIK


 

Nehemia 5: 14-19

14 Pula sejak aku diangkat sebagai bupati di tanah Yehuda, yakni dari tahun kedua puluh sampai tahun ketiga puluh dua pemerintahan Artahsasta jadi dua belas tahun lamanya, aku dan saudara-saudaraku tidak pernah mengambil pembagian yang menjadi hak bupati. 15 Tetapi para bupati yang sebelumnya, yang mendahului aku, sangat memberatkan beban rakyat. Bupati-bupati itu mengambil dari mereka empat puluh syikal perak sehari untuk bahan makanan dan anggur. Bahkan anak buah mereka merajalela atas rakyat. Tetapi aku tidak berbuat demikian karena takut akan Allah. 16 Aku pun memulai pekerjaan tembok itu, walaupun aku tidak memperoleh ladang. Dan semua anak buahku dikumpulkan di sana khusus untuk pekerjaan itu. 17 Duduk pada mejaku orang-orang Yahudi dan para penguasa, seratus lima puluh orang, selain mereka yang datang kepada kami dari bangsa-bangsa sekeliling kami. 18 Yang disediakan sehari atas tanggunganku ialah: seekor lembu, enam ekor kambing domba yang terpilih dan beberapa ekor unggas, dan bermacam-macam anggur dengan berlimpah-limpah setiap sepuluh hari. Namun, dengan semuanya itu, aku tidak menuntut pembagian yang menjadi hak bupati, karena pekerjaan itu sangat menekan rakyat. 19 Ya Allahku, demi kesejahteraanku, ingatlah segala yang kubuat untuk bangsa ini.

Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia

 

Setahun terakhir ini, kita banyak melihat foto wajah calon legislatif (caleg) yang terpampang di sepanjang jalan. Mereka adalah orang-orang yang mencalonkan diri untuk menjadi anggota perwakilan rakyat, baik di tingkat pusat maupun daerah. Dengan kata lain, mereka beraramai-ramai ikut di dalam kontestasi untuk menjadi pemimpin di lingkungan masyarakat. Sedangkan di sisi lain mereka juga sadar bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang terpilih adalah suatu hal yang tidak mudah.


Nehemia memberikan contoh sebagai seorang pemimpin yang baik. Ia menunjukkan kepedulian terhadap penderitaan rakyat yang selalu dibebani berbagai kewajiban pajak oleh pemimpin sebelumnya. Para pemimpin sebelum Nehemia selalu mengambil keuntungan untuk kepentingan pribadi.Karena itu Nehemia menegaskan bahwa di dalam melaksanakan fungsi sebagai pemimpin, ia sama sekali tidak mau mengambil keuntungan untuk pribadinya. Bahkan segala sesuatu yang seharusnya bagian dari haknya sebagai pemimpin, tidak dituntutnya. Baginya semua itu hanya akan membebani kehidupan rakyat yang seharusnya ia lindungi.


Sebagai teruna zaman now, sadar atau tidak, sebenarnya kita sedang dipersiapkan Allah untuk menjadi seorang pemimpin di masa depan. Dalam rangka itulah, ia ingin kita belajar dari Nehemia. Kepercayaan dan kesempatan seorang pemimpin seharusnya bukan dijadikan ajang untuk memperkaya diri sendiri, melainkan dipahami sebagai kesempatan untuk memberikan yang terbaik di dalam ketulusan bagi orang-orang yang dipimpin. Seorang pemimpin yang baik harus dapat menunjukkan kepedulian atas kebutuhan orang-orang yang dipimpin. Selain itu,Nehemia di dalam kepemimpinannya selalu siap berkorban untuk kepentingan orang-orang yang dipimpinnya. Hal demikian juga yang telah secara sempurna dicontohkan oleh Tuhan kita Yesus Kristus, yang rela menorbankan nyawanya untuk keselamatan umat-Nya.

 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :

Persiapkanlah akuya Tuhan Yesus untuk menjadi pemimpin yang baik dan terlebih takut akan Engkau sebagaimana yang Engkau teladankan.

 

bottom of page