TETAP SETIA APAPUN RESIKONYA

Daniel 3 : 1-8
1 Raja Nebukadnezar membuat sebuah patung emas yang tingginya enam puluh hasta dan lebarnya enam hasta yang didirikannya di dataran Dura di wilayah Babel. 2 Lalu raja Nebukadnezar menyuruh orang mengumpulkan para wakil raja, para penguasa, para bupati, para penasihat negara, para bendahara, para hakim, para ahli hukum dan semua kepala daerah, untuk menghadiri pentahbisan patung yang telah didirikannya itu. 3 Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupati, para penasihat negara, para bendahara, para hakim, para ahli hukum dan semua kepala daerah, untuk menghadiri pentahbisan patung yang telah didirikan raja Nebukadnezar itu. 4 Dan berserulah seorang bentara dengan suara nyaring: “Beginilah dititahkan kepadamu, hai orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa: 5 demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, maka haruslah kamu sujud menyembah patung yang telah didirikan raja Nebukadnezar itu; 6 siapa yang tidak sujud menyembah, akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala!” 7 Sebab itu demi segala bangsa mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, maka sujudlah orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, dan menyembah patung emas yang telah didirikan raja Nebukadnezar itu. 8 Pada waktu itu juga tampillah beberapa orang Kasdim menuduh orang Yahudi.
Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia
Sobat Teruna, kisah Sadrakh, Mesakh, dan Abednego sangatlah meneguhkan iman. “Siapa yang tidak sujud menyembah, akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala! (3:6) Kemarahan dan ancaman Raja Nebukadnezar tidak dapat membuat ketiga pemuda ini menjadi takut. Mereka tetap pada pendiriannya; setia kepada Allah. Masuk dalam dapur api jika mereka tidak menyembah raja, itulah hukuman bagi mereka. Namun dengan penuh keberanian, mereka memberikan kesaksian tentang kesetiaan mereka kepada satu-satunya Allah yang benar. Mereka meyakini bahwa Allah tempat perlindungan. Mereka memiliki iman yang mengandalkan dan menaati Allah tanpa memperhitungkan akibat-akibatnya. Tetap beriman! Tanpa kompromi.
“Setialah kepada Tuhanmu, hai kawan yang penat. Setialah, sokongan-Nya tentu di jalan yang berat. 'Kan datang Raja yang berjaya menolong orang yang percaya. Setialah! Demikian syair lagu KJ 446 yang dapat mengingatkan kita untuk tetap setia kepada Tuhan dalam keadaan apa pun. Kita belajar dari ketiga tokoh ini bagaimana mereka mempertahankan imannya sekalipun dalam keadaan yang sangat sulit. Penderitaan adalah tantangan terberat dari sebuah kesetiaan.
Sobat Teruna, kita dipanggil untuk siap menderita demi kesetiaan kepada Allah. Belajar dari Sadrakh, Mesakh dan Abednego dalam mempertahankan imannya kepada Allah yang benar maka kita harus berani menerima resiko apa pun. Jangan pernah menggantikan Tuhan Yesus sebagai Allahmu dengan apa pun. Ingatlah bahwa keselamatan hanya ada dalam Dia saja. Bagaimana cara kita menjaga kesetiaan? 1) Sediakan waktu bersama Allah lewat doa dan membaca Alkitab 2) Jadikan penderitaan itu anugerah dan beban, sehingga kita tidak akan takut pada penderitaan 3) Yakinilah bahwa Allah selalu menolong setiap orang yang setia kepada-Nya.
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :
Ajarku untuk memiliki keberanian mempertahankan iman kepada Tuhan Yesus apa pun resikonya, ya Allah.