HIKMAT DARI TUHAN

Yakobus 3: 13 - 18
13 Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan. 14 Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran! 15 Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan. 16 Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. 17 Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. 18 Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.
Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia
Bihun sangat iri terhadap Indomie. Setiap kali bertemu di supermarket mereka tidak pernah bertegur sapa. Bihun sering mengolok-olok Indomie di depan umum, “Dasar kribo jelek hiiih, mentang-mentang kuning dan gemuk aja orang-orang lebih suka sama dia, padahal bikin eneg.” Hari-hari berlalu dengan semakin menumpuknya rasa kebencian Bihun. Indomie tetap adem ayem, tidak peduli Bihun mau bilang apa. Suatu hari Indomie laris manis, sehingga stok habis di supermarket selama dua hari. Keesokannya datang barang baru bernama Spaghetti. Karena tidak kuat menahan emosi, Bihun berlari dari raknya dan memukuli kepala Spaghetti sambil berteriak, “Jangan kira gue enggak ngenalin elu ya! Meskipun di-smoothing, gue tetep tau elu si kribo jelek, kan?!”
Sobat Teruna, kita mungkin tersenyum membaca cerita di atas, tapi sesungguhnya banyak orang berperilaku seperti si Bihun di dunia nyata. Kita menaruh perasaan iri hati, mementingkan diri dan memegahkan diri. Kalau ditegur atas hal tersebut, kita malah berdusta melawan kebenaran, gengsi untuk mengakuinya. Kata Rasul Yakobus, itu bukanlah hikmat dari Tuhan melainkan nafsu dosa dalam diri kita, juga setan-setan. Buah yang jelas terlihat adalah kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Sebaliknya, hikmat dari Tuhan adalah murni (tidak berpikir kotor, jahat, negatif), pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan, dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.
Rasul Yakobus menyebut orang yang memiliki hikmat dari Tuhan sebagai penabur benih kebenaran. Di mana ada kebenaran, di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketentraman untuk selamanya (bacalah: Yesaya 32:17). Indah ya, Sobat. Jadi mintalah dan pakailah selalu hikmat dari Tuhan.
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini menjadi berkat dalam kehidupan Sobat Teruna :
Ya Allah Bapa, aku mohon karuniakanlah hikmat dari-Mu dan tolong ajarkanlah cara mempergunakannya, agar kehadiranku mendatangkan damai sejahtera yang memuliakan Nama-Mu.