WASPADA DAN BERJAGALAH

Markus 8 : 14 - 21
14 Murid-murid Yesus lupa membawa roti, kecuali satu roti saja yang ada pada mereka dalam perahu. 15 Lalu Yesus memperingatkan mereka, "Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes." 16 Mereka pun memperbincangkan di antara mereka bahwa mereka tidak mempunyai roti. 17 Ketika Yesus mengetahui hal itu, Ia berkata, "Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu paham dan mengerti? Belum pekakah hatimu? 18 Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat lagi, 19 pada waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" Jawab mereka, "Dua belas bakul." 20 "Pada waktu tujuh roti untuk empat ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" Jawab mereka, "Tujuh bakul." 21 Lalu kata-Nya kepada mereka, "Belum mengertikah kamu?"
Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia
Sobat Teruna, ragi yang digunakan dalam proses pembuatan roti dan kue merupakan sarana untuk merekatkan adonan sehingga dapat mengembang. Orang-orang Yahudi menganggap proses pengembangan adonan yang disebabkan oleh ragi adalah semacam pengrusakan. Untuk alasan ini, ragi dikeluarkan dari rumah-rumah mereka sepanjang masa Paskah. Hukum Taurat melarang memasukkan ragi di dalam persembahan yang dibuat untuk bait Allah.
Yesus menggunakan kata ‘ragi’ dalam perumpamaan untuk menjelaskan tentang kerusakan prinsip moral. Ragi dari Farisi adalah kepura-puraan(hipokrit). Mereka secara berlebihan memperhatikan hal-hal lahiriah dalam agama tetapi mengabaikan hal-hal rohani yang mendasar yang lebih penting. Ragi Herodes adalah semangat keduniawian yang dikuasai dengan kesenangan dan ambisi politik (ay. 15). Tapi mengapa Yesus berbicara tentang ragi orang Farisi dan ragi Herodes? Hal ini diangkat dari kisah para murid Yesus yang lupa membawa roti. Apakah Yesus sungguh menanyakan soal roti? Sepertinya ada kesalahpahaman antara murid dan Guru. Para murid gagal untuk memahami peringatan Kristus dan berpikir bahwa Dia bermaksud merujuk kepada kegagalan mereka membawa bekal (ay. 17).
Kristus menegur mereka karena kelambanan untuk memahami arti penting dari kejadian-kejadian ajaib yang telah disaksikan. Perkataan-perkataan-Nya adalah sebuah peringatan bahwa mereka seharusnya sudah dapat belajar untuk percaya kepada-Nya bahkan tentang kebutuhan materi.
Sobat Teruna, kita juga harus waspada serta berjaga-jaga dengan pengajaran-pengajaran yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Selalu memercayakan diri kita di dalam tangan Tuhan dalam segala hal dan situasi.
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :
Tuhan Yesus tolong aku untuk selalu memercayakan hidup kami kedalam tangan-Mu.