top of page

KEINGINAN HATI


 

Roma 1: 26 - 27

26 Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab istri-istri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. 27 Demikian juga laki-laki meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan perempuan dan menyala-nyala dalam berahi seorang terhadap yang lain, sehingga mereka berbuat mesum, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.

Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia

 

Homoseksual adalah fenomena kehidupan manusia yang terus berkembang di dunia. Homoseksual tidak hanya terjadi pada masa kini, tetapi juga pada masa ketika Paulus menuliskan surat gembalanya untuk jemaat di Roma. Paulus mengungkapkan akibat dari manusia yang tidak menyembah Allah tetapi menyembah ciptaan Allah (ay 23-25) adalah diserahkan (‘Allah menyerahkan’) pada keinginan hati manusia. Manusia yang mengikuti keinginan hati akan membawa mereka pada kecemaran. Keinginan hati yang tidak sesuai dengan kehendak Allah disebut dalam ayat 26-27 dengan melakukan hubungan yang tidak wajar, istri dengan istri dan suami dengan suami menggambarkan perempuan dengan perempuan dan laki-laki dengan laki-laki. Akibatnya membawa manusia pada hal-hal yang merusak kodrat atau kehendak Allah dalam diri manusia (“meninggalkan …. yang wajar” bahkan di ayat 28 dikatakan “tidak pantas”).


Bagaimana seharusnya sikap gereja khususnya GPIB terhadap homoseksual? GPIB tetap berdasarkan pada Alkitab bahwa Allah menciptakan laki-laki dan perempuan dan dipersatukan dalam perkawinan. Seks adalah bagian dari karunia Allah untuk dinikmati oleh pasangan suami dan istri, serta homoseks tidak dapat dibenarkan (Rom 1:27; 1 Tim 1:10-11). Dari pandangan itu gereja tidak menjauhkan diri dari kaum homoseksual tetapi merangkul mereka dalam persekutuan yang adalah bagian dari Tubuh Kristus. [ Merujuk: GPIB, Buku 1 “Pemahaman Iman & Akta Gereja” (Jakarta: GPIB, 2015) h. 239-241 ]


Sobat Teruna, mengikuti keinginan hati yang tidak dituntun dengan Roh Allah akan membawa kita pada masalah karena keinginan hati manusia hanya berisi kesenangan diri (nafsu). Membawa pada masalah berarti membawa pada tekanan hidup sosial, bahkan penyakit kelamin dan lainnya. Kiranya kita sebagai teruna tetap dituntun untuk melakukan kehendak Allah.

 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :

Tuntun aku Tuhan untuk selalu hidup berpadanan dengan kehendak Allah, bukan keinginan diri yang mengarah pada nafsu dunia.

 

bottom of page