TUHAN ADALAH HAKIM YANG ADIL

Mazmur 43 : 1 - 5
1 Berilah keadilan kepadaku, ya Allah,dan perjuangkanlah perkarakuterhadap kaum yang tidak saleh! Luputkanlah aku dari orang penipu dan orang curang! 2 Sebab Engkaulah Allah tempat pengungsianku. Mengapa Engkau membuang aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh? 3 Suruhlah terang-Mu dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntundan dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu! 4 Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, yang adalah sukacitaku dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku ! 5 Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!
Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia
Ada “5 Kasus hukum paling menyayat hati” yang menimpa kaum lanjut usia (Brilio.net). Pertama, ada nenek 92 tahun divonis penjara 1 bulan 14 hari karena menebang pohon durian sebesar lima inci milik kerabatnya. Kedua, Nenek Asyani dihukum 1 tahun penjara gara-gara mencuri kayu. Ketiga, ada seorang nenek mengambil 3 buah kakao seharga Rp. 2.000 divonis 1 bulan penjara dan masa percobaan 3 bulan. Keempat, Nenek Arjita yang dilaporkan sang anak dengan tuduhan mencuri 4 batang pohon. Kelima, seorang kakek 62 tahun yang harus mendekam di penjara atas tuduhan sang menantu tentang penggelapan uang. Di sisi lain diberitakan dalam News, Rabu 25 Mei 2016 22:14 WIB, “Koruptor Kelas Kakap Kerap Lolos dari TPPU.” Menggelapkan uang milliaran tapi bebas! Jika kita merenungkan kasus hukum “Paling Menyayat Hati”dan “Koruptor Kelas Kakap Kerap Lolos”, maka timbul pertanyaan, “Dimanakah Keadilan itu???”
Sobat Teruna,pemazmur juga mengalami hal yang demikian. Ia sempat putus asa, pesimis dan takut (2b,5a). Ia pun berseru kepada Allah, “Berilah keadilan, perjuangkanlah perkaraku, luputkanlah aku dari orang penipu dan orang curang!”(ay. 1). Ia juga menyaksikan ketidakadilan dan ketidakseimbangan hukum mewarnai kehidupan rakyat. Dengan mengalami ketidakadilan, apakah pemazmur meninggalkan dan menyalahkan Tuhan, atau beralih memercayakan diri kepada kekuatan lain? Tidak!
Sobat Teruna, mari meneladani pemazmur yang tetap mengakui hikmat Tuhan yang adil dan kuasa-Nya yang tak terbatas dalam menyelesaikan masalah kehidupan. Ia tetap beribadah, menaikkan syukur dengan musik dan bersukacita (ay.4). Mari mencontoh Pemazmur yang menghadapi hukum dunia yang tidak adil dengan cara memercayakan diri kepada hukum Tuhan, Hakim Yang Adil.
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :
Tuhan, mohon berilah hikmat dan pengertian agar bisa mencerna mana yang baik untukku.