HATI-HATI GUNAKAN MULUTMU

Zefanya 3 : 9 - 15
9 ”Tetapi sesudah itu Aku akan memberikan bibir lain kepada bangsa-bangsa, yakni bibir yang bersih, supaya sekaliannya mereka memanggil nama Tuhan, beribadah kepada-Nya dengan bahu-membahu. 10 Dari seberang sungai-sungai negeri Etiopia orang-orang yang memuja Aku, yang terserak-serak, akan membawa persembahan kepada-Ku. 11 Pada hari itu engkau tidak akan mendapat malu karena segala perbuatan durhaka yang kaulakukan terhadap Aku, sebab pada waktu itu Aku akan menyingkirkan dari padamu orang-orangmu yang ria congkak, dan engkau tidak akan lagi meninggikan dirimu di gunung-Ku yang kudus. 12 Di antaramu akan Kubiarkan hidup suatu umat yang rendah hati dan lemah, dan mereka akan mencari perlindungan pada nama Tuhan, 13 yakni sisa Israel itu. Mereka tidak akan melakukan kelaliman atau berbicara bohong; dalam mulut mereka tidak akan terdapat lidah penipu; ya, mereka akan seperti domba yang makan rumput dan berbaring dengan tidak ada yang mengganggunya.” 14 Bersorak-sorailah, hai puteri Sion, bertempik-soraklah, hai Israel! Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem! 15 Tuhantelah menyingkirkan hukuman yang jatuh atasmu, telah menebas binasa musuhmu. Raja Israel, yakni Tuhan, ada di antaramu; engkau tidak akan takut kepada malapetaka lagi.
Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia
Sobat Teruna mungkin ingat dengan syair lagu ini “Hati-hati gunakan mulutmu, hati-hati gunakan mulutmu, Allah Bapa di sorga s’lalu lihat ke bawah, hati-hati gunakan mulutmu.” Lagu tersebut mengajak kita untuk berhati-hati dalam menggunakan mulut saat bertutur kata. Betapa besar dampak dari setiap ucapan yang keluar dari mulut kita. Dari mulut, kita bisa mengeluarkan perkataan yang memberkati atau mengutuki orang lain. Dari mulut, kita bisa menghibur atau mem-bully seseorang. Dari mulut kita bisa memberi semangat atau membuat seseorang menjadi putus harapan. Bahkan karena mulut, kita juga bisa terancam bahaya. Contoh,saat mengumbar ujaran kebencian melalui video ke media sosial yang menyakitkan kelompok tertentu, maka hal itu bisa menyeret kita pada tindak pidana UU ITE.
Nabi Zefanya mengingatkan umat Tuhan sebagai orang-orang yang telah beroleh anugerah pengampunan, agar mereka tetap “menjaga” mulut. Mulut tidak boleh dipakai untuk hal-hal yang menyakiti orang lain, melainkan untuk memuji Tuhan (ay.10). Mulut juga tidak boleh dipakai untuk berbicara yang lalim dan menyebarkan kabar bohong(hoax), menipu/memfitnah, apalagi mem-bullyorang (ay.13), melainkan untuk mengucapkan hal-hal yang membangun. Anugerah pengampunan dan kesempatan hidup yang masih diberikan Tuhan harus dimanfaatkan dengan baik. Nabi berpesan agar kehadiran umat terus menjadi berkat, melalui tutur kata dan tingkah laku sehari-hari.
Sobat Teruna, kalau kemarin kita sudah menggunakan bibir-mulut kita untuk menyakiti teman, dan tidak menjadi berkat, kini saatnya berdamai dan meminta maaf pada teman kita itu. Biarlah mulut dan bibir kita hanya mengeluarkan perbendaharaan kata yang benar. Karena bibir yang memuliakan Tuhan akan mendatangkan damai sejahtera bagi siapapun.
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :
Tuhan Yesus, aku mohon berkatilah mulut dan bibirku untuk selalu manjadi berkat bagi sesama.