top of page

MARILAH BERTOLONGAN-TOLONGAN


 

2 Timotius 4 : 9-18

9 Berusahalah supaya segera datang kepadaku, 10 karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia. 11 Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku. 12 Tikhikus telah kukirim ke Efesus. 13 Jika engkau ke mari bawa juga jubah yang kutinggalkan di Troas di rumah Karpus dan juga kitab-kitabku, terutama perkamen itu.14 Aleksander, tukang tembaga itu, telah banyak berbuat kejahatan terhadap aku. Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya. 15 Hendaklah engkau juga waspada terhadap dia, karena dia sangat menentang ajaran kita. 16 Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorang pun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku – kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka –, 17 tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa. 18 Dan Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di sorga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.

Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia

 

Sobat Teruna, kata tolong dan terimakasih acapkali diabaikan. Padahal dua kata tersebut penting untuk menjaga relasi dan sikap saling menghargai tanpa memandang latar belakang. Apakah kita menyadari hal ini? Rasul Paulus menyadari pentingnya kebersamaan diantara para pekerja Kristus. Sebab itu, pada pesan terakhir dalam suratnya, dia menyampaikan kerinduannya untuk segera bertemu Timotius. Menarik karena di pesan terakhir ini, Paulus juga mencurahkan isi hatinya bahwa banyak teman sekerja yang tidak lagi jalan bersama untuk memberitakan Injil Kristus. Bahkan ada beberapa diantara mereka yang turut ‘menjatuhkan’ demi kepentingan pribadi. Pada ayat 15-16, Paulus memperingatkan Timotius untuk waspada, sebab mereka gemar ‘cuci tangan’ dan bertindak seolah bukan pelayan Kristus. Tindakan teman sepelayanannya membuat Paulus sedih, padahal seharusnya mereka bergandengan erat, saling menopang, bertolong-tolongan supaya pemberitaan Injil Kristus berjalan dengan baik. Namun, pada ayat 17-18 Paulus menegaskan dan memberi kesaksian penting kepada Timotius bahwa jangan berharap pada manusia dan tetap mengandalkan pertolongan Tuhan.


Sobat Teruna, kita belajar tiga hal dari Rasul Paulus. Pertama, dimasa-masa akhir hidupnya ia tidak menyesali keadaannya tetapi justru memaksimalkan kehadirannya dengan menjadi berkat bagi banyak orang, walaupun ditinggalkan beberapa rekan sepelayanannya. Kedua, ia terus mengandalkan Tuhan dan berbuat baik kepada siapa pun. Ketiga, Paulus menunjukkan pentingnya arti tolong-menolong dan menjaga kasih persaudaraan yang sebenarnya. Karena itu, jika hari ini Tuhan memberi kesempatan untuk menolong orang lain, mari lakukan dengan kesungguhan sebagai ungkapan syukur sebab Dia berkenan memakai kita menjadi alat-Nya dan tidak meninggalkan kita. Jangan lupa menjaga ikatan persaudaraan dan berterimakasih kepada orang yang sudah menolong kita.

 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :

Ya Bapa,mohon bantulah aku dalam bertolong-tolongan memberitakan Injil kabar baiksebagai ungkapan syukur sebab Engkau berkenan memakai hidupku menjadi alat ditangan-Mu.

 

bottom of page