JANGAN MENJADI SERAKAH DAN PENINDAS

Nahum 1 : 1-8
1 Ucapan ilahi tentang Niniwe. Kitab penglihatan Nahum, orang Elkosh. 2 Tuhan itu Allah yang cemburu dan pembalas, Tuhan itu pembalas dan penuh kehangatan amarah. Tuhan itu pembalas kepada para lawan-Nyadan pendendam kepada para musuh-Nya. 3 Tuhan itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah. Ia berjalan dalam puting beliung dan badai, dan awan adalah debu kaki-Nya. 4 Ia menghardik laut dan mengeringkannya, dan segala sungai dijadikan-Nya kering. Basan dan Karmel menjadi merana dan kembang Libanon menjadi layu. 5 Gunung-gunung gemetar terhadap Dia, dan bukit-bukit mencair. Bumi menjadi sunyi sepi di hadapan-Nya ,dunia serta seluruh penduduknya. 6 Siapakah yang tahan berdiri menghadapi geram-Nya? Dan siapakah yang tahan tegak terhadap murka-Nya yang bernyala-nyala? Kehangatan amarah-Nya tercurah seperti api, dan gunung-gunung batu menjadi roboh di hadapan-Nya. 7 Tuhan itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya 8 dan menyeberangkan mereka pada waktu banjir. Ia menghabisi sama sekali orang-orang yang bangkit melawan Dia, dan musuh-Nya dihalau-Nya ke dalam gelap.
Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia
Homo homini lupus est merupakan sebuah kalimat bahasa Latin yang berarti “manusia adalah serigala bagi sesamanya manusia.” Istilah tersebut dicetuskan oleh penulis bernama Titus Maccis Plautus. Serigala sering dilukiskan sebagai hewan licik dan rakus. Padahal sebenarnya serigala hanya makan sekali seminggu, kemudian berpuasa enam hari berikutnya. Serigala hanya makan secukup perutnya dan tak pernah menimbun harta seperti manusia. Serigala memakan domba dan kambing, tapi tak pernah memakan serigala lainnya.
Ketamakan manusia seringkali memancing murka Tuhan. Salah satunya seperti yang dikemukakan dalam bacaan tadi. Tuhan yang panjang sabar, kata Nabi Nahum menjadi murka karena ketamakan Kerajaan Asyur yang menindas bangsa-bangsa di sekitarnya, termasuk Bangsa Israel. Raja Asyur yang berkuasa telah membuat sejumlah bangsa lain menderita. Nabi Nahum menubuatkan kejatuhan Kerajaan Asyur, sebab Tuhan akan menghukum mereka dalam murka-Nya. Sebaliknya, TUHAN itu baik. Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan. Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya (ayat 7).
Sobat Teruna, karakter serakah dan penindas tidak muncul tiba-tiba ketika kita dewasa. Proses pembentukkannya bisa dimulai ketika kita masih kanak-kanak. Misalnya, kita selalu mendapat prioritas bagian yang lebih besar dari orangtua, serta adik dan kakak, baik itu makanan, barang-barang, ruangan, dll. Kita selalu ingin menang sendiri dan tidak peduli dengan penderitaan anggota keluarga di rumah. Lalu hal itu berkembang ke lingkungan pergaulan di manapun sampai kita bekerja. Akibatnya, kehadiran kita tidak membawa damai-sejahtera bagi lingkungan sekitar, tetapi merugikan karena serakah dan menindas orang lain. Tinggalkan karakter yang memancing murka Tuhan itu. Mari belajar mengendalikan diri dengan berpuasa dan bersyukur dalam bimbingan Roh Kudus.
Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :
Ya Roh Kudus, tolong aku belajar mengendalikan diri dan bersikap adil serta bersyukur atas berkat-Mu sepanjang hidupku, sehingga kehadiranku tidak merugikan sesamaku maupun ciptaan Tuhan yang lain.