top of page

MENABUR ANGIN, MENUAI BADAI


 

Ratapan 2 : 1-16

1 Ah, betapa Tuhan menyelubungi puteri Sion dengan awan dalam murka-Nya! Keagungan Israel dilemparkan-Nya dari langit ke bumi. Tak diingat-Nya akan tumpuan kaki-Nya tatkala Ia murka. 2 Tanpa belas kasihan Tuhan memusnahkan segala ladang Yakub. Ia menghancurkan dalam amarah-Nya benteng-benteng puteri Yehuda. Ia mencampakkan ke bumi dan mencemarkan kerajaan dan pemimpin-pemimpinnya. 3 Dalam murka yang menyala-nyala Ia mematahkan segala tanduk Israel, menarik kembali tangan kanan-Nya pada waktu si seteru mendekat, membakar Yakub laksana api yang menyala-nyala, yang menjilat ke sekeliling. 4 Ia membidikkan panah-Nya seperti seorang seteru dengan mengacungkan tangan kanan-Nya seperti seorang lawan; membunuh segala yang menyenangkan mata dalam kemah puteri Sion,memuntahkan geram-Nya seperti api. 5 Tuhan menjadi seperti seorang seteru; Ia menghancurkan Israel, meremukkan segala purinya, mempuingkan benteng-bentengnya, memperbanyak susah dan kesah pada puteri Yehuda. 6 Ia melanda kemah-Nya seperti kebun, menghancurkan tempat pertemuan-Nya. Di Sion Tuhan menjadikan orang lupa akan perayaan dan sabat, dan menolak dalam kegeraman murka-Nya raja dan imam. 7 Tuhan membuang mezbah-Nya, meninggalkan tempat kudus-Nya, menyerahkan ke dalam tangan seteru tembok puri-purinya. Teriakan ramai mereka dalam Bait Allah seperti keramaian pada hari perayaan jemaah. 8 Tuhan telah memutuskan untuk mempuingkan tembok puteri Sion. Ia mengukur semuanya dengan tali pengukur, Ia tak menahan tangan-Nya untuk menghancurkannya. Ia menjadikan berkabung tembok luar dan tembok dalam, mereka merana semua. 9 Terbenam gapura-gapuranya di dalam tanah; Tuhan menghancurkan dan meluluhkan palang-palang pintunya. Rajanya dan pemimpin-pemimpinnya berada di antara bangsa-bangsa asing. Tak ada petunjuk dari Tuhan, bahkan nabi-nabi tidak menerima lagi wahyu dari pada-Nya. 10 Duduklah tertegun di tanah para tua-tua puteri Sion; mereka menabur abu di atas kepala, dan mengenakan kain kabung. Dara-dara Yerusalem menundukkan kepalanya ke tanah. Mataku kusam dengan air mata, remuk redam hatiku; hancur habis hatiku karena keruntuhan puteri bangsaku, sebab jatuh pingsan kanak-kanak dan bayi di lapangan-lapangan kota. 12 Kepada ibunya mereka bertanya: ”Mana roti dan anggur?”, sedang mereka jatuh pingsan seperti orang yang gugur di lapangan-lapangan kota, ketika menghembuskan nafas di pangkuan ibunya. 13 Apa yang dapat kunyatakan kepadamu, dengan apa aku dapat menyamakan engkau, ya puteri Yerusalem?Dengan apa aku dapat membandingkan engkau untuk dihibur, ya dara, puteri Sion? Karena luas bagaikan laut reruntuhanmu; siapa yang akan memulihkan engkau? 14 Nabi-nabimu melihat bagimu penglihatan yang dusta dan hampa. Mereka tidak menyatakan kesalahanmu, guna memulihkan engkau kembali. Mereka mengeluarkan bagimu ramalan-ramalan yang dusta dan menyesatkan. 15 Sekalian orang yang lewat bertepuk tangan karena engkau. Mereka bersuit-suit dan menggelengkan kepalanya mengenai puteri Yerusalem: ”Inikah kota yang disebut orang kota yang paling indah, kesukaan dunia semesta?” 16 Terhadap engkau semua seterumu mengangakan mulutnya. Mereka bersuit-suit dan menggertakkan gigi: ”Kami telah memusnahkannya!”, kata mereka, ”Nah, inilah harinya yang kami nanti-nantikan, kami mengalaminya, kami melihatnya!”

Alkitab Terjemahan Baru © 1974, Indonesian Bible Society – Lembaga Alkitab Indonesia

 

Siapa yang menabur angin, akan menuai badai. Ungkapan ini berarti siapa yang berbuat, dia yang terkena akibat. Hal ini terungkap melalui kitab Ratapan pasal 2 tentang keadaan umat Israel ketika hidup diluar kendali Allah. Perbuatan dosa yaitu memberontak terhadap perintah Tuhan dengan melakukan kejahatan rohani dan sosial masyarakat membawa mereka menerima murka Tuhan. Gambaran tentang murka Tuhan terungkap secara dahsyat dan mengerikan melalui keadaan yang akan dialami yaitu tidak menerima belas kasihan-Nya. Kesalahan umat Israel, tidak saja menutup kesempatan untuk menerima pengasihan Allah, tetapi juga membawa mereka kepada masa depan tanpa harapan. Umat yang dulunya dikasihi Allah dengan berkat yang melimpah, sekarang tertunduk lesu dan menderita karena ketidaktaatan dan ketidaksetiaan. Oh, dimanakah akan datang pertolongan pada saat- saat sulit seperti ini? Memang bagi umat Israel, istilah nasi telah menjadi bubur adalah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan keadaan mereka.


Sobat Teruna, keadaan dimana kitab Ratapan ini ditulis, menjadi pelajaran yang berharga tentang memelihara kehidupan beriman agar jangan jatuh dalam godaan-godaan dunia yang berusaha menjauhkan kita dari kasih Allah. Ada ungkapan “Lebih baik mencegah dari pada mengobati.” Ungkapan tersebut mau membawa kita untuk lebih baik memahami tentang kasih dan anugerah Allah yang telah dipercayakan daripada menerima murka-Nya. Marilah kita bertanggungjawab menjaga, memelihara dan menumbuhkan kasih Allah dalam hidup beriman melalui kesetiaan melakukan firman Tuhan, datang ke IHMPT dan memberikan kesaksian kehidupan yang baik di sekolah maupun di rumah. Mari menjadi pribadi yang siap sedia menjadikan Allah sebagai pusat kehidupan sehingga masa depan kita terjamin melalui tuntunan kasih dan berkat-Nya.

 

Berdoalah agar firman Tuhan hari ini bisa berakar, tumbuh dan berbuah dalam kehidupan Sobat Teruna :

Tuhan Yesus, mohon berkatilah aku sebagai teruna, agar dapat hidup taat dan setia kepada-Mu serta terpelihara oleh kuasa-Mu.

 

bottom of page